MOROWALI, Sulawesi Tengah - Di sebuah sudut Desa Ambunu, tersembunyi sebuah kisah pilu tentang seorang wanita bernama Ibu Nurlin. Di usia senjanya, ia harus berjuang keras untuk bertahan hidup di sebuah rumah yang jauh dari kata layak. Atapnya bocor menganga, membiarkan air hujan menerobos masuk dan membasahi seluruh ruangan. Dinding-dindingnya lapuk dimakan usia, seolah siap runtuh kapan saja.
Setiap kali hujan deras mengguyur, rumah Ibu Nurlin berubah menjadi kolam renang dadakan. Air menggenangi seluruh lantai, merendam perabotan seadanya dan memaksa Ibu Nurlin untuk mengungsi ke tempat yang lebih kering. Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun, membuat Ibu Nurlin semakin terpuruk dalam kemiskinan dan keputusasaan.

Ironisnya, nama Ibu Nurlin sudah berulang kali masuk dalam daftar penerima bantuan bedah rumah. Berbagai program silih berganti datang dan pergi, hanya menyisakan janji-janji manis yang tak pernah ditepati. Ibu Nurlin hanya bisa pasrah, menanti keajaiban yang tak kunjung datang.
Namun, di tengah kegelapan itu, muncul secercah cahaya. Ramadhan Annas, seorang pemuda Desa Ambunu yang memiliki hati nurani, tak tega melihat penderitaan Ibu Nurlin terus berlanjut. Ia pun berinisiatif mencari bantuan, menghubungi berbagai pihak yang berpotensi memberikan solusi.
Upayanya membuahkan hasil ketika ia berhasil menghubungi Ketua Inisiatif Bedah Rumah (IBR), Asfar SE. Bak gayung bersambut, Asfar langsung merespon dengan cepat dan mengirimkan timnya untuk melakukan survei ke rumah Ibu Nurlin.
Melihat langsung kondisi rumah yang memprihatinkan, tim IBR tak bisa menahan rasa iba. Mereka segera menyusun rencana renovasi dan berjanji akan mewujudkan impian Ibu Nurlin untuk memiliki rumah yang layak.
Mendengar kabar baik ini, air mata haru membasahi pipi Ibu Nurlin. Ia tak menyangka, di usia senjanya, ia masih berkesempatan untuk merasakan kebahagiaan. "Saya tidak tahu bagaimana cara membalas kebaikan Bapak Asfar dan tim IBR. Bantuan ini sangat berarti bagi saya. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan Bapak dengan pahala yang berlipat ganda, " ucapnya dengan suara bergetar.
Terkait hal ini Asfar SE, Ketua IBR, mengatakan bahwa program bedah rumah ini merupakan wujud kepedulian IBR terhadap masyarakat yang kurang mampu. "Kami terpanggil untuk membantu Ibu Nurlin karena kondisinya memang sangat memprihatinkan. Beliau sudah tua, tidak punya suami, dan harus berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, " ujarnya kepada wartawan, Minggu (28/12/2025).
"Kami berharap, bantuan ini bisa memberikan tempat tinggal yang layak dan aman bagi Ibu Nurlin, serta meningkatkan kualitas hidupnya secara keseluruhan. Kami juga berharap, kisah ini bisa menginspirasi pihak lain untuk turut peduli dan membantu sesama yang membutuhkan, " tambahnya.

IBR (Iksan Bersama Rakyat) berkomitmen untuk terus hadir dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Morowali. Mereka mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergandeng tangan, membangun Morowali yang lebih baik.
Dengan dimulainya renovasi rumah Ibu Nurlin, diharapkan menjadi titik awal bagi perubahan yang lebih baik dalam hidupnya. Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu peduli terhadap sesama dan berbuat kebaikan sekecil apapun. Karena sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, akan memberikan dampak yang besar bagi kehidupan orang lain.

















































