Satgas Yonif 700/WYC Bawa Obat dan Harapan ke Puncak Gome: Sentuhan Kemanusiaan untuk Warga Kampung Wako

2 hours ago 1

Puncak, Papua - Di lereng-lereng curam yang diselimuti kabut, prajurit TNI Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC) kembali menorehkan jejak kemanusiaan. Bukan dengan derap sepatu tempur atau gemuruh senjata, melainkan dengan langkah sederhana penuh kasih: menyapa warga, membawa obat, dan mengulurkan tangan untuk menyembuhkan. Dari Pos Kout Koper, tim kesehatan menyusuri medan terjal menuju Kampung Wako, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, pada Kamis (18/9/2025).

Perjalanan menuju Wako bukan perkara mudah. Jalan tanah berlumpur, udara dingin pegunungan, serta jarak tempuh yang panjang menjadi tantangan. Namun, misi itu tetap dijalankan dengan penuh tekad, karena di ujung perjalanan ada saudara-saudara yang menanti dengan harapan besar.

Misi Kemanusiaan di Tengah Kabut

Di bawah pimpinan Serka Julianto, tim medis Satgas Yonif 700/WYC membuka layanan pengobatan gratis. Sejak pagi, puluhan warga, dari anak-anak hingga lansia, berbondong-bondong mendatangi lokasi kegiatan. Suasana yang biasanya sunyi berganti dengan riuh tawa anak-anak dan wajah-wajah penuh senyum orang tua yang merasa diperhatikan.

Setiap pemeriksaan tekanan darah, setiap obat yang diberikan, bukan sekadar pelayanan medis. Itu adalah pesan: bahwa meski hidup di daerah terpencil, masyarakat Wako tidak sendiri. Mereka tetap ada dalam pelukan perhatian negara.

TNI Hadir Sebagai Saudara

Komandan Pos Kout Koper, Letda Ckm Muh Akbar Amd Kep, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari *Binter Terbatas* yang dijalankan Satgas. Baginya, pengobatan ini lebih dari sekadar program, melainkan bentuk nyata kasih dan kepedulian.

“Ini adalah wujud bakti kami, wujud kasih TNI untuk rakyat. Kesehatan adalah pintu utama menuju kemajuan. Kami hadir bukan hanya untuk mengobati luka fisik, tetapi juga untuk mempererat persaudaraan. Kami datang bukan sebagai pasukan bersenjata, melainkan sebagai saudara yang peduli, ” tutur Letda Akbar dengan mata berbinar.

Harapan Baru bagi Warga

Di antara warga yang datang, Mama Yosephina (42) tidak mampu menyembunyikan rasa haru. Selama ini, akses menuju kota untuk mencari obat hampir mustahil dilakukan karena jarak yang jauh dan biaya besar. Kehadiran prajurit TNI di kampungnya ia anggap sebagai jawaban doa.

“Saya sangat senang dan berterima kasih. Selama ini susah sekali mencari obat, jauh ke kota, ongkos pun mahal. Hari ini, bapak-bapak TNI datang bawa obat dan semangat baru. Mereka bukan hanya memberi obat, tapi juga kasih sayang, ” ucapnya dengan suara bergetar sambil menggenggam erat obat yang baru diterimanya.

Senjata Empati di Tanah Cenderawasih

Bakti sosial di Kampung Wako ini sekali lagi menegaskan, kekuatan terbesar prajurit bukanlah senjata api, melainkan empati. Di tengah tantangan medan dan cuaca, mereka memilih untuk menjadi penyembuh.

Bagi warga Gome, prajurit Satgas Yonif 700/WYC bukan hanya penjaga keamanan, tetapi juga pelita yang mengusir gelapnya keterpencilan. Kehadiran mereka adalah bukti bahwa di balik seragam loreng, ada hati yang hangat dan tangan yang rela bekerja demi sesama.

Di tengah kabut pegunungan yang tebal, prajurit itu telah menulis puisi kemanusiaan yang tidak akan lekang dari ingatan warga Kampung Wako.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Masyarakat | | | |