INTAN JAYA - Senyum sumringah tampak menghiasi wajah para petani kecil di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Pada Selasa (9/9/2025), mereka tidak hanya menjual hasil kebunnya seperti biasa, tetapi juga merasakan kehangatan solidaritas dari prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan yang datang ke TK Mamba Bawah dan TK Mamba Kotis untuk melaksanakan program Rosita (Borong Hasil Petani).
Di bawah tenda sederhana, sayur-sayuran segar hasil bumi pegunungan Papua – mulai dari wortel, kol, hingga sayuran hijau – tertata rapi. Para prajurit berbaur bersama masyarakat, ikut memilah, menimbang, dan membeli hasil panen dengan penuh keakraban. Bagi warga, kehadiran Satgas bukan sekadar seragam loreng yang menjaga perbatasan, tetapi juga sahabat yang peduli dengan dapur dan ekonomi rumah tangga mereka.
Menurut Letda Inf Rhoby Geofrelly, Danpos TK Mamba Bawah, program Rosita diinisiasi untuk memastikan semangat bertani warga tetap terjaga, meski mereka menghadapi banyak tantangan mulai dari keterbatasan akses pasar hingga situasi keamanan.
“Program Rosita ini kami lakukan agar masyarakat tetap semangat berkebun dan berjualan. Dengan memborong hasil panen mereka, setidaknya kami bisa meringankan beban warga sekaligus memberi motivasi agar aktivitas ekonomi tetap berjalan lancar, ” ujar Letda Rhoby.
Namun kegiatan ini tidak hanya berhenti pada transaksi jual-beli. Satgas juga memanfaatkannya sebagai ruang dialog dengan masyarakat. Kepada tokoh agama Musa, pewarta Paroki Titigi, serta Aklinus Sani dari Organisasi Ojek setempat, Letda Rhoby menitipkan pesan penting: menjaga keamanan dan ketertiban bersama.
“Kami mengajak seluruh tokoh masyarakat dan agama untuk terus bersatu menjaga kedamaian. Jika keamanan terjaga, maka rutinitas warga seperti berkebun, berdagang, hingga program pembangunan pemerintah daerah dapat berjalan aman dan membawa manfaat bagi kesejahteraan bersama, ” tambahnya.
Bagi warga, langkah sederhana Satgas ini terasa besar artinya. Selain menambah pemasukan, mereka merasakan kehadiran negara secara nyata di tanah yang kerap diguncang konflik. Seorang ibu petani dengan mata berbinar mengaku lega hasil panennya bisa langsung terbeli tanpa harus menunggu lama di pasar. “Kami senang, bapak-bapak TNI datang langsung beli hasil kebun kami. Hasil kerja kami jadi tidak sia-sia, ” tuturnya.
Program Rosita akhirnya menjadi lebih dari sekadar kegiatan ekonomi. Ia menjelma menjadi jembatan persaudaraan antara TNI dan masyarakat Papua. Setiap sayur yang diborong adalah simbol perhatian, setiap rupiah yang dibayarkan adalah dukungan, dan setiap senyum yang terukir adalah tanda bahwa kehadiran TNI di tanah Intan bukan untuk menakutkan, melainkan untuk menguatkan.
Hari itu, Distrik Sugapa bukan hanya menyaksikan transaksi jual beli sayur, tetapi juga lahirnya rasa percaya bahwa kedamaian dan kesejahteraan bisa tumbuh dari kerja sama sederhana – dari kebun, ke meja makan, hingga ke hati rakyat.
(PenSatgas Yonif 500/Sikatan/ Wartamiliter.com )