Distrik Beoga, Papua Tengah - Suasana sederhana namun penuh makna tampak di halaman Pos Julukoma Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 732/Banau pada Sabtu (13/9/2025). Sejumlah petani kampung berkumpul sambil membawa hasil kebun mereka sayur-sayuran segar, umbi-umbian, hingga buah lokal. Di hadapan mereka, para prajurit TNI dengan senyum ramah memborong seluruh hasil panen itu dalam kegiatan bertajuk Rosita (Borong Hasil Tani).
Bagi masyarakat perbatasan yang hidup jauh dari akses pasar, menjual hasil bumi bukan perkara mudah. Letak kampung yang terpencil dan sulitnya transportasi sering membuat hasil panen tidak bisa dipasarkan secara maksimal. Namun, dengan adanya program Rosita, kerja keras para petani tidak lagi sia-sia.
Borong Hasil Tani, Borong Harapan
Kegiatan Rosita dipimpin oleh Sertu Karolus, salah satu personel Satgas Yonif 732/Banau yang sehari-hari membina hubungan dengan warga. Dengan penuh kehangatan, ia dan rekan-rekannya membeli hasil kebun warga dengan harga yang pantas, tanpa menawar. Hasil tani itu kemudian dipakai untuk memenuhi kebutuhan konsumsi prajurit di pos, sehingga tercipta simbiosis saling menguntungkan.
“Rosita bukan hanya soal transaksi jual-beli. Lebih dari itu, ini adalah upaya kami untuk mendorong roda ekonomi di kampung sekaligus menghargai jerih payah para petani, ” ujar Danpos Julukoma, Letda Inf Dismas. “Kami ingin masyarakat merasakan bahwa kehadiran TNI benar-benar membawa manfaat, tidak hanya dari sisi keamanan tetapi juga kesejahteraan.”
Petani Dihargai, Semangat Dinyalakan
Bagi warga Julukoma, program ini ibarat embun segar di tengah teriknya keterbatasan. Seorang mama petani yang hadir tak kuasa menyembunyikan rasa harunya. Dengan mata berbinar ia berkata, “Terima kasih bapak TNI. Dengan adanya program borong hasil tani ini, kami jadi lebih semangat untuk mengolah kebun. Kami merasa dibantu dan dihargai. Kehadiran bapak-bapak TNI benar-benar membawa berkah untuk kami di sini.”
Ungkapan itu menggambarkan betapa besar arti kehadiran Satgas bagi masyarakat. Tidak hanya soal uang yang didapat, tetapi juga pengakuan dan penghargaan atas kerja keras mereka sebagai petani.
TNI dan Rakyat, Satu Nafas Kehidupan
Kegiatan Rosita memperlihatkan wajah TNI yang humanis. Di balik loreng yang gagah, prajurit hadir sebagai sahabat rakyat, menguatkan dan menopang kehidupan sehari-hari. Program sederhana ini menciptakan lingkaran manfaat: petani mendapatkan pasar yang pasti, prajurit mendapatkan pasokan makanan segar, dan masyarakat kampung merasakan geliat ekonomi yang lebih hidup.
Lebih dari itu, kegiatan ini memperkokoh ikatan batin antara TNI dan rakyat. Kehadiran Satgas Yonif 732/Banau di Julukoma tidak hanya dipandang sebagai penjaga perbatasan, tetapi juga sebagai mitra sejati dalam membangun masa depan kampung.
Harapan Baru dari Tanah Perbatasan
Di Julukoma, transaksi sederhana berubah menjadi peristiwa yang sarat makna. Di balik sayur-mayur yang diborong, tersimpan optimisme baru: harapan bahwa kerja keras petani tidak akan terbuang percuma, harapan bahwa anak-anak mereka bisa tumbuh dengan kehidupan yang lebih layak, dan harapan bahwa kehadiran TNI selalu menjadi sahabat yang menguatkan.
Dengan program Rosita, TNI membuktikan bahwa menjaga perbatasan tidak hanya soal senjata, tetapi juga tentang merawat kehidupan rakyat. Di tanah Papua, di kampung Julukoma, TNI dan rakyat kembali meneguhkan semboyan abadi: bersama lebih kuat, bersama lebih sejahtera.
(PenSatgas Yonif 732/Banau)