JULUKOMA - Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, suasana berbeda tampak menyelimuti Kampung Julukoma, sebuah kampung di pedalaman Papua. Sabtu (16/8/2025), halaman kampung yang biasanya dipenuhi aktivitas keseharian warga berubah menjadi lapangan kecil yang penuh semangat nasionalisme. Di tempat itu, prajurit TNI bersama masyarakat berlatih upacara bendera, menyatukan langkah dan hati demi menyambut hari paling bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Kegiatan ini digagas oleh personel Pos Julukoma Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 732/Banau, dipimpin langsung oleh Serka Syarif Purnomosidi. Prajurit dengan penuh kesabaran melatih masyarakat, mulai dari anak-anak sekolah, pemuda, hingga tokoh adat setempat. Mereka diajarkan dasar baris-berbaris, tata cara penghormatan bendera, hingga formasi upacara yang khidmat.
Di tengah hamparan alam Papua yang megah, barisan prajurit dan warga terlihat tegap dan bersemangat. Langkah-langkah yang awalnya kaku perlahan berubah menjadi kompak, seolah menegaskan bahwa Merah Putih adalah simbol persatuan yang mampu menyatukan siapa pun, di manapun berada.
Latihan yang Menyatukan Generasi
Bagi warga Julukoma, latihan ini bukan sekadar persiapan teknis, melainkan pengalaman berharga. Banyak anak-anak yang baru pertama kali mengetahui tata cara upacara bendera yang benar. Wajah mereka memancarkan rasa bangga setiap kali bendera Merah Putih disebut dalam instruksi.
“Kegiatan ini bukan hanya persiapan teknis, tetapi juga wujud kebersamaan TNI dan masyarakat dalam membangun semangat nasionalisme. Kami bersyukur warga sangat antusias dan menunjukkan semangat luar biasa untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, ” ujar Letda Inf Dismas, Danpos Julukoma, dengan nada penuh kebanggaan.
Antusiasme itu dirasakan pula oleh tokoh masyarakat. Bapak Yonas, salah satu tetua kampung, mengaku terharu.
“Kami merasa bangga bisa ikut latihan upacara bersama bapak-bapak TNI. Ini pertama kalinya kami dilatih secara langsung, dan anak-anak kami jadi tahu bagaimana cara upacara yang benar. Semoga kegiatan seperti ini terus ada, agar kami selalu merasa dekat dengan Indonesia, ” katanya, matanya berbinar.
Pesan dari Pimpinan TNI
Momen ini turut mendapat perhatian dari Panglima Komando Operasi Habema (Koops Habema), Mayjen TNI Lucky Avianto. Menurutnya, apa yang dilakukan di Julukoma adalah gambaran nyata esensi kemerdekaan.
“Nasionalisme bukan sekadar teori, tetapi harus dipraktikkan bersama. Ketika TNI dan rakyat bahu-membahu melatih diri untuk menghormati bendera, di situlah janji setia kepada Ibu Pertiwi dipatri, ” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa kegiatan ini mencerminkan komitmen TNI untuk merangkul seluruh elemen bangsa.
“Di mana pun Merah Putih berkibar, di situlah ada semangat persatuan yang dijaga oleh TNI dan rakyat. Latihan upacara di Julukoma ini menjadi jembatan hati yang menghubungkan pedalaman Papua dengan seluruh Indonesia, ” tambahnya.
Merah Putih di Langit, Merah Putih di Hati
Latihan sederhana ini meninggalkan jejak mendalam. Bagi prajurit, ini adalah bukti bahwa tugas menjaga bangsa tidak hanya dilakukan di medan operasi, tetapi juga melalui aksi yang menyentuh hati rakyat. Bagi warga Julukoma, latihan ini adalah pengingat bahwa mereka adalah bagian penting dari Indonesia yang besar, meski berada jauh di pedalaman.
Di Kampung Julukoma, Merah Putih tidak hanya akan berkibar di tiang bambu pada 17 Agustus, tetapi juga di dada dan hati setiap warganya. Semangat kemerdekaan yang ditanam hari itu menjadi api kecil yang akan terus menyala, menghubungkan mereka dengan seluruh anak bangsa dari Sabang sampai Merauke.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono