Masariku Peduli Gizi: Sentuhan TNI di Ujung Papua, Membangun Generasi Sehat dari Perbatasan

1 month ago 13

PAPUA - Di tengah keterbatasan infrastruktur dan medan yang menantang, prajurit Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku hadir membawa harapan bagi warga di wilayah perbatasan Papua. Bukan lewat senjata, melainkan lewat program "Masariku Peduli Gizi" sebuah langkah nyata TNI dalam menyehatkan generasi muda Papua melalui pendekatan edukatif dan penuh empati.

Program ini digagas sebagai respons atas fakta bahwa masalah gizi dan akses layanan kesehatan masih menjadi tantangan utama di kawasan seperti Desa Mumugu, Distrik Jita, Kabupaten Mimika. Dalam menjalankan misi tersebut, para prajurit tidak hanya bertugas menjaga perbatasan, tetapi juga menjadi pendidik, pelayan kesehatan, dan sahabat bagi warga di kampung-kampung terpencil.

Mengubah Kepedulian Menjadi Aksi Nyata

Sejak awal pelaksanaan, "Masariku Peduli Gizi" telah membawa dampak positif yang terasa langsung oleh masyarakat, di antaranya:

  • Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konsumsi gizi seimbang untuk pertumbuhan anak;

  • Memperbaiki status gizi anak-anak balita di Desa Mumugu melalui pemberian makanan sehat dan edukasi rutin;

  • Mencetak kader kesehatan lokal, yaitu para ibu yang kini aktif memantau gizi anak-anak di lingkungannya;

  • Mendorong ketahanan pangan keluarga dengan memanfaatkan potensi pangan lokal seperti sayur, buah, dan hasil kebun lainnya.

Bersama warga, prajurit Yonif 733/Masariku juga membangun kebun gizi sederhana yang dikelola secara swadaya untuk mendukung ketersediaan bahan makanan sehat di tingkat rumah tangga.

Kepala Desa: “TNI Bukan Hanya Menjaga, Tapi Menyembuhkan”

Verimus Firkom, Kepala Desa Mumugu, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kontribusi nyata Satgas dalam meningkatkan kualitas hidup warga.

“Kehadiran prajurit Yonif 733/Masariku dengan program Masariku Peduli Gizi sangat membantu kami. Anak-anak menjadi lebih sehat dan para ibu kini lebih paham tentang makanan sehat. Ini sangat berarti bagi kami di daerah terpencil seperti ini, ” ujarnya.

Baginya, program ini adalah simbol bahwa TNI tidak hanya hadir sebagai penjaga kedaulatan, tetapi juga sebagai pelindung masa depan anak-anak Papua.

Prajurit Loreng, Hati Kemanusiaan

Komandan Satgas Yonif 733/Masariku, Letkol Inf Julius Jongen Matakena, menegaskan bahwa tugas mereka bukan hanya menjaga perbatasan secara militer, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan.

“Kami tidak ingin hanya dikenal sebagai pasukan penjaga batas, tapi juga sebagai saudara, sahabat, dan bagian dari masyarakat. Program ini adalah bentuk pengabdian kami agar anak-anak Papua tumbuh sehat dan cerdas, ” ungkapnya.

Program ini juga selaras dengan misi nasional untuk membangun SDM unggul dari pelosok, menciptakan generasi Papua yang sehat dan mampu bersaing di masa depan.

Pangkoops Habema: Ketahanan Wilayah Dimulai dari Kesehatan Warga

Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, mengapresiasi langkah progresif yang dilakukan Satgas Yonif 733/Masariku. Menurutnya, pendekatan seperti inilah yang menjadi wajah baru TNI di era modern: profesional, humanis, dan adaptif.

“Kami percaya bahwa ketahanan wilayah tidak hanya dibangun dengan senjata, tetapi juga dengan memastikan rakyat sehat dan sejahtera. Senyum anak-anak Papua yang sehat adalah bukti bahwa TNI hadir bukan hanya menjaga, tapi juga memeluk dan melayani, ” tegas Pangkoops Habema.

Harapan yang Tumbuh di Ujung Negeri

"Masariku Peduli Gizi" adalah lebih dari sekadar program sosial. Ia adalah simbol kehadiran negara yang menyentuh langsung kebutuhan dasar rakyat. Di balik loreng para prajurit, terdapat hati yang bekerja untuk kemanusiaan, dan di tengah heningnya pedalaman Papua, ada semangat baru yang sedang tumbuh: semangat sehat, semangat Indonesia.

Verifikasi:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Masyarakat | | | |