Kopi Persaudaraan dari Omukia: TNI dan Warga Eronggobak Rajut Kedekatan Tanpa Sekat

2 weeks ago 4

PUNCAK - Di tanah tinggi Papua, dinginnya udara pegunungan sering kali menusuk tulang. Namun, di Kampung Eronggobak, Distrik Omukia, kehangatan justru lahir bukan hanya dari api unggun atau sinar mentari, melainkan dari secangkir kopi dan cerita sederhana yang dibagi dengan tulus. Pada Senin (1/9/2025), prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti Pos Eromaga menggelar kegiatan pembinaan teritorial dengan cara yang begitu membumi: duduk bersama warga, menyeruput kopi hangat, dan saling berbagi kisah.

Kopi yang Menyatukan

Tidak ada panggung mewah, tidak ada kursi empuk berderet rapi. Hanya tanah merah di depan pos, tikar seadanya, dan cangkir-cangkir kopi yang mengepul. Prajurit TNI dan warga duduk bersila berdampingan, bercengkerama tentang hal-hal ringan soal kebun yang sedang ditanami, tentang anak-anak yang bersekolah, bahkan tentang kerinduan pada keluarga yang jauh di kampung halaman.

Tawa dan senyum hadir tanpa dibuat-buat. Bagi masyarakat, momen itu menghadirkan rasa nyaman. Bagi prajurit, itulah cara terbaik untuk menunjukkan bahwa kehadiran mereka bukan sekadar menjalankan tugas keamanan, tetapi juga menganyam persaudaraan.

Pesan dari Pos Eromaga

Menurut Danpos Eromaga, Letda Inf Sudirman, kopi hanyalah sarana, tetapi maknanya jauh lebih dalam.

“Kami tidak sedang menjalankan protokol atau program semata. Yang kami bangun adalah hubungan yang tulus. Kopi hanyalah media yang utama adalah rasa saling percaya. Kami ingin masyarakat tahu bahwa kami hadir bukan hanya sebagai penjaga, tapi sebagai saudara, ” ungkapnya.

Warga yang Merasa Didengar

Bagi warga Eronggobak, Pos Eromaga sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Mereka datang bukan hanya ketika ada keperluan, melainkan juga karena merasa aman dan dihargai.

“Torang suka datang ke pos, karena abang-abang TNI selalu dengar cerita kami. Torang tidak sendiri, ” ujar seorang warga sambil tersenyum hangat.

Pernyataan sederhana itu menggambarkan betapa eratnya hubungan yang terjalin. TNI bukan lagi sosok yang berdiri kaku dengan senjata, tetapi sahabat yang siap mendengar keluh kesah dan berbagi tawa.

Persaudaraan sebagai Senjata Damai

Di wilayah seperti Papua, di mana tantangan sosial dan geografis begitu besar, persaudaraan sering kali menjadi “senjata” paling ampuh. Apa yang dilakukan prajurit Pos Eromaga menunjukkan bahwa kedekatan hati lebih kuat daripada pagar kawat atau pos penjagaan.

Sambil kopi mengepul, tumbuhlah harapan. Di balik senyum yang tercipta sore itu, ada ikrar tak terucap: TNI dan rakyat adalah satu. Bersama menjaga Papua, bersama merawat Indonesia.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Masyarakat | | | |