PUNCAK - Di tengah lanskap perbukitan terjal Distrik Ilaga, denting palu terdengar bersahutan dengan suara angin yang membawa aroma tanah basah. Bukan suara desingan peluru yang mewarnai hari-hari di sini, melainkan semangat gotong royong yang lahir dari tangan-tangan kokoh para prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC). Mereka tidak membawa senjata di pundak, melainkan bambu, paku, dan balok kayu, membangun SD Inpres 03 Mayuberi sekolah yang akan menjadi jembatan masa depan bagi anak-anak Papua.
Pembangunan sekolah ini telah memasuki hari ketiga, dengan progres mencapai 30 persen. Di bawah komando Letda Inf Muh Arif Natsir, para personel Pos Mayuberi bekerja tanpa kenal lelah. Seragam loreng mereka kini penuh debu dan keringat, namun wajah-wajah itu tetap tersenyum, memanjat kerangka atap bambu, menata tiang, dan mengencangkan ikatan dengan penuh ketelitian. Di tengah medan yang berat dan akses yang terbatas, mereka membawa pesan kuat: negara hadir hingga ke titik terjauh wilayahnya.
Dikejar Waktu untuk Kado Kemerdekaan
Bagi Letda Inf Muh Arif Natsir, pembangunan ini bukan sekadar proyek fisik, tetapi sebuah misi kemanusiaan.
“Kami targetkan sebelum 17 Agustus 2025, sekolah ini sudah selesai. Ini akan menjadi kado Hari Kemerdekaan bagi anak-anak di Mayuberi, ” ujarnya dengan nada optimis. “Pendidikan adalah jembatan masa depan, dan tugas kami memastikan jembatan itu berdiri kokoh di tanah Papua.”
Rencana pembangunan telah disusun rapi. Besok, fokus akan beralih pada pemasangan atap tahap krusial sebelum pengerjaan dinding dan lantai. Meski cuaca dan medan menjadi tantangan, semangat prajurit tak tergoyahkan. Setiap tetes keringat yang mengalir adalah bukti pengabdian, setiap paku yang tertancap adalah janji untuk masa depan.
Apresiasi dari Pimpinan Tertinggi di Wilayah
Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, memberikan penghargaan tinggi atas kerja keras para prajurit di Pos Mayuberi.
“Apa yang dilakukan prajurit Satgas Yonif 700/WYC adalah cerminan hati nurani TNI. Mereka tidak hanya menjaga kedaulatan, tetapi juga membangun peradaban, ” tegasnya. “Ini bukti nyata bahwa semangat membangun negeri tidak pernah padam. Dari ujung barat hingga timur, TNI akan selalu hadir untuk rakyat, khususnya demi masa depan anak-anak Indonesia.”
Mengukir Harapan di Tanah Papua
Bagi warga Mayuberi, sekolah baru ini akan menjadi simbol harapan. Di bangunan sederhana ini kelak, anak-anak akan belajar membaca, menulis, berhitung, dan mengenal dunia di luar pegunungan yang mengelilingi kampung mereka. Di sini pula mimpi-mimpi mereka akan mulai bertunas.
Pembangunan ini mengingatkan kita bahwa pahlawan masa kini bukan hanya mereka yang mengangkat senjata di medan tempur, tetapi juga mereka yang memegang palu, menegakkan tiang, dan menyemen lantai demi masa depan generasi berikutnya. Di ujung negeri, di tanah Papua, prajurit TNI telah menanamkan benih harapan yang kelak akan tumbuh menjadi pohon kehidupan.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono