Intan Jaya, Papua - Di tengah luka yang masih membekas akibat pembakaran SD Kusage oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada Agustus 2025 lalu, cahaya harapan perlahan muncul kembali. Suasana penuh keakraban terlihat di TK Mamba Kotis Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan, Senin (15/9/2025), ketika sepuluh prajurit TNI dipimpin Serda Andika menggelar kegiatan komunikasi sosial (Komsos) bersama seorang tenaga pengajar, Osea Maiseni, dari Kampung Kusage, Distrik Sugapa.
Dalam pertemuan sederhana namun sarat makna itu, Osea membagikan kisah perjuangan masyarakat Kusage setelah kehilangan sekolah yang selama ini menjadi pusat pendidikan anak-anak mereka. Meski tragedi pembakaran menghadirkan duka mendalam, semangat warga tidak padam. Perlahan, kehidupan mulai pulih, aktivitas kembali berjalan, dan anak-anak pun kembali bermain di kampung mereka.
“Kami berterima kasih kepada bapak-bapak TNI yang sudah hadir menjaga keamanan di Kusage. Berkat kehadiran TNI, masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan tenang, anak-anak bisa bermain, dan kami bisa terus mengajar, ” ungkap Osea dengan suara bergetar, matanya berkaca-kaca menahan haru.
Bagi Osea, kehadiran TNI bukan sekadar simbol keamanan. Lebih dari itu, mereka menjadi sahabat, pelindung, sekaligus penopang semangat masyarakat yang ingin bangkit kembali.
Sementara itu, Serda Andika menegaskan bahwa TNI selalu berkomitmen untuk hadir bersama rakyat, terutama di wilayah-wilayah yang terdampak konflik.
“Komsos ini menjadi jembatan silaturahmi. Kami ingin masyarakat tahu, TNI selalu ada bersama rakyat, apapun tantangan yang dihadapi. Harapan kami, sekolah di Kusage segera dibangun kembali agar anak-anak bisa melanjutkan pendidikan dengan baik, ” tuturnya.
Kegiatan Komsos itu berlangsung dalam suasana hangat, penuh kekeluargaan. Doa bersama menjadi penutup yang sederhana, namun sarat dengan rasa syukur dan keyakinan bahwa masa depan lebih baik bisa diwujudkan.
Tragedi yang menimpa SD Kusage memang meninggalkan luka, tetapi dari luka itulah tumbuh semangat baru. Kehadiran Satgas Yonif 500/Sikatan menjadi bukti nyata bahwa negara tidak pernah meninggalkan rakyatnya, terutama di tanah Papua yang kaya akan harapan.
Kini, masyarakat Kusage menatap masa depan dengan optimisme. Mereka percaya, melalui sinergi antara tenaga pendidik, masyarakat, dan aparat keamanan, pendidikan di kampung mereka akan kembali berdiri kokoh. Dan lebih dari itu, anak-anak Papua akan tetap memiliki kesempatan untuk meraih cita-cita mereka, meski sempat dihadang gelombang kesulitan.
(PenSatgas Yonif 500/Sikatan)