Hangatnya Kebersamaan di Perbatasan: Marinir Yonif 10/SBY Santap Sepiring Harapan Bersama Warga Ayata

2 weeks ago 10

PAPUA BARAT DAYA - Di perbatasan RI-Papua Nugini (PNG), prajurit TNI bukan hanya berdiri tegak menjaga kedaulatan negara. Mereka juga hadir sebagai saudara, sahabat, dan bagian dari denyut nadi masyarakat. Hal itu tergambar jelas saat Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 10 Marinir/SBY Pos Ayata menggelar kegiatan makan bersama warga kampung sekitar pos, Sabtu (30/8/2025).

Acara sederhana itu menghadirkan suasana yang hangat sekaligus penuh makna. Tanpa sekat, prajurit dan warga duduk berjejer di tikar yang digelar, menyantap hidangan yang tersedia sambil bercengkrama. Canda tawa sesekali pecah, mencairkan dinginnya udara perbatasan.

Makan Sepiring, Dekatkan Dua Hati

Di tengah suasana santai, Danpos Ayata menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan bagian dari komitmen untuk merajut kemanunggalan TNI dengan rakyat.

“Melalui kegiatan sederhana seperti ini, kami ingin semakin dekat dengan masyarakat. Semoga hubungan baik yang sudah terjalin terus terjaga, sehingga tercipta suasana aman, damai, dan penuh kekeluargaan, ” ujarnya dengan penuh kehangatan.

Bagi prajurit Marinir, meja makan yang sama dengan masyarakat setempat adalah simbol keakraban. Di balik loreng dan senjata yang biasanya melekat, tersimpan niat tulus untuk menjadi bagian dari kehidupan warga.

Apresiasi Warga: ‘Kami Merasa Semakin Dekat’

Kehadiran prajurit di meja makan warga Ayata rupanya menyisakan kesan mendalam. Salah seorang tokoh masyarakat setempat mengaku bahagia bisa merasakan kebersamaan tanpa jarak dengan para prajurit.

“Kami senang bisa makan bersama. Ini membuat kami merasa semakin dekat dengan bapak-bapak Marinir, ” ungkapnya.

Bagi masyarakat, makan bersama bukan sekadar mengisi perut. Ia adalah wujud penghormatan, tanda penerimaan, sekaligus simbol persaudaraan. Dalam budaya lokal, berbagi makanan berarti membuka pintu hati untuk saling percaya.

Doa sebagai Penutup Persaudaraan

Kegiatan yang berlangsung penuh kekeluargaan itu ditutup dengan doa bersama. Suasana hening sejenak, warga dan prajurit menundukkan kepala, memanjatkan rasa syukur atas kebersamaan yang terjalin. Doa dipanjatkan agar hubungan erat ini senantiasa terjaga, serta kampung Ayata tetap dalam suasana aman dan damai.

Bagi Satgas Yonif 10 Marinir/SBY, tugas menjaga perbatasan bukan hanya soal kedaulatan wilayah. Lebih dari itu, mereka adalah sahabat yang siap berbagi cerita, rezeki, dan kebersamaan.

Di Kampung Ayata, makan bersama bukanlah sekadar acara sederhana. Ia adalah narasi kehangatan tentang bagaimana TNI dan rakyat berjalan seiring, menatap masa depan dengan penuh persaudaraan.

(PenSatgas Yonif 10 Marinir SBY)

Read Entire Article
Masyarakat | | | |