PAPUA - Di tengah lanskap Papua yang indah namun penuh tantangan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus membuktikan komitmennya dalam menjaga stabilitas dan mendukung percepatan pembangunan di Bumi Cenderawasih. Mengemban amanat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020, TNI tidak hanya berperan sebagai penjaga kedaulatan negara, tetapi juga sebagai fasilitator pembangunan dan jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Selasa (25/2/2025).
TNI Berperan Aktif dalam Stabilitas dan Pembangunan
Inpres 9/2020 menjadi dasar hukum bagi TNI dalam menjalankan tiga tugas utama di Papua, yaitu:
✅ Menjaga keamanan wilayah dari berbagai ancaman, terutama dari kelompok separatis bersenjata.
✅ Mendukung pemerintah daerah dalam penyediaan layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
✅ Membangun komunikasi sosial yang inklusif untuk mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat setempat.
Berbagai program dan misi kemanusiaan telah dilakukan oleh TNI untuk menciptakan stabilitas di Papua. Salah satunya melalui penempatan satuan tugas (satgas) di berbagai wilayah strategis, yang bertugas memastikan keamanan dan turut berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
TNI Hadir di Garis Terdepan, Hadapi Ancaman Separatis
Stabilitas keamanan adalah syarat utama bagi keberhasilan pembangunan. Namun, ancaman dari Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) yang sebelumnya dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM) masih menjadi tantangan serius. Aksi teror yang dilakukan KSB tidak hanya mengganggu ketertiban, tetapi juga menghambat pembangunan di Papua.
Salah satu contoh nyata adalah insiden tragis pada 5 Agustus 2024, di mana OPM melakukan pembunuhan terhadap Glen Malcolm Conning, seorang warga negara Selandia Baru yang merupakan pilot helikopter PT Intan Angkasa Air Service. Kejadian ini menunjukkan bahwa kelompok separatis tidak hanya mengancam keamanan nasional, tetapi juga keselamatan warga asing yang sedang berkontribusi dalam pembangunan Papua.
Tak hanya itu, pada 6 Agustus 2024, TNI berhasil mengevakuasi jenazah Pilot Glen, tenaga kesehatan, guru, dan seorang balita. Evakuasi ini dilakukan tanpa diminta oleh keluarga korban maupun Pemerintah Selandia Baru, namun sebagai bentuk kepedulian kemanusiaan yang menjadi prinsip utama TNI.
Selain itu, keberhasilan TNI dalam membebaskan Pilot Susi Air, Kapten Phillip Mark Mehrtens, pada 21 September 2024 menjadi bukti nyata bahwa TNI memiliki kemampuan, keberanian, dan komitmen tinggi dalam menjaga keamanan serta melindungi warga negara, baik dari dalam maupun luar negeri.
Pendekatan Sosial: Membangun Papua dengan Cinta dan Keberanian
Dansatgas Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, menegaskan bahwa keamanan adalah fondasi utama bagi kesejahteraan masyarakat Papua.
"TNI dan Polri memahami betul bahwa stabilitas keamanan adalah kunci utama dalam membangun Papua. Oleh karena itu, kami tidak hanya fokus pada operasi keamanan, tetapi juga aktif melakukan pendekatan sosial melalui berbagai kegiatan kemanusiaan. Dengan membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, diharapkan tercipta sinergi yang kuat dalam menjaga keamanan dan mendukung percepatan pembangunan di Papua, " ujarnya.
Kehadiran TNI di Papua bukan hanya sebagai pasukan pertahanan, tetapi juga sebagai pejuang kemanusiaan yang berupaya menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Papua. Melalui program pembangunan infrastruktur, layanan kesehatan, pendidikan, hingga kegiatan sosial, TNI terus membuktikan bahwa mereka adalah garda terdepan dalam menciptakan Papua yang aman, damai, dan sejahtera.
Editor: Jis Agung
Sumber: Lettu Sus