.png)
3 hours ago
1
PAPUA - Di tengah sunyi hutan dan bukit Maybrat, sebuah kisah kebersamaan terukir indah. Masyarakat Kampung Faankario dan prajurit TNI dari Yonif 501/BY tak hanya membangun sebuah gereja mereka tengah merangkai harapan, memperkuat iman, dan menyulam persaudaraan lintas seragam dan suku. Senin 21, April 2025.
Gereja ini bukan sekadar bangunan. Ia adalah lambang cinta, lahir dari peluh gotong royong, dan berdiri di atas semangat bahwa Papua bisa maju dalam damai. Dengan alat sederhana dan tenaga sukarela, masyarakat dan personel TNI bahu-membahu mengangkat kayu, menyusun bata, dan menciptakan rumah ibadah yang akan menjadi pusat spiritual bagi warga Aifat Timur.
Komandan Satgas Yonif 501/BY, Letkol Inf Yakhya Wisnu A., S.Sos., M.Han., menyampaikan bahwa keterlibatan prajurit dalam pembangunan ini merupakan bagian dari pengabdian TNI, bukan hanya sebagai penjaga keamanan, tapi juga penjaga harapan.
"Ini bukan hanya tentang membangun gereja, tapi membangun jembatan antara TNI dan masyarakat. Kami ingin kehadiran kami benar-benar dirasakan, bukan hanya terlihat, " tegas Letkol Yakhya.
Dari Warga untuk Semua, Bersama TNI
Warga Kampung Faankario menyambut kehadiran TNI dengan tangan terbuka dan hati yang hangat. Bapak Markus Samkakai, salah satu tokoh masyarakat, bahkan mengaku terharu:
"Baru kali ini kami merasakan TNI begitu dekat. Mereka bukan hanya membantu, tapi sudah menjadi bagian dari keluarga kami."
Menuju Paskah yang Bermakna
Pembangunan gereja ditargetkan rampung sebelum Paskah. Tak sekadar seremoni keagamaan, momen ini diharapkan menjadi tonggak tumbuhnya persaudaraan sejati antara aparat dan rakyat di tanah Papua.
Lebih dari bangunan, gereja ini akan menjadi simbol perdamaian, toleransi, dan kekuatan gotong royong di tanah yang kaya budaya ini. TNI hadir bukan hanya membawa keamanan, tapi juga harapan bahwa damai bisa tumbuh dari cinta, dan cinta bisa lahir dari kebersamaan.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono
