PAPUA - Di tengah tantangan geografis dan dinamika keamanan yang kompleks, Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus membuktikan eksistensinya sebagai garda terdepan dalam menjaga stabilitas sekaligus mendorong percepatan pembangunan di Papua. Berlandaskan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020, TNI tidak hanya bertugas sebagai penjaga keamanan, tetapi juga berperan sebagai fasilitator pembangunan dan jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.
Mewujudkan Papua yang Aman dan Sejahtera
Sebagai bagian dari Inpres 9/2020, TNI mengemban tiga tugas utama di Papua:
- Menjaga keamanan dan stabilitas wilayah
- Mendukung pemerintah daerah dalam penyediaan layanan dasar
- Membangun komunikasi sosial yang inklusif dengan masyarakat
Tugas ini diimplementasikan melalui berbagai satuan tugas (satgas) yang ditempatkan di berbagai daerah untuk memastikan Papua tetap aman dan kondusif bagi masyarakat maupun para tenaga pembangunan.
"Keamanan adalah fondasi utama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Papua. TNI bersama Polri terus berupaya menciptakan lingkungan yang stabil sehingga pembangunan bisa berjalan optimal, " ujar Panglima Habema Mayjen TNI Lucky Avianto. Senin 24, Maret 2025.
Tantangan di Lapangan: Ancaman Kelompok Separatis
Meski berbagai upaya pembangunan telah dilakukan, ancaman dari Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) atau yang dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM) masih menjadi hambatan serius. Insiden kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ini tidak hanya mengganggu stabilitas keamanan, tetapi juga mengancam nyawa pekerja pembangunan, baik warga lokal maupun asing.
Salah satu contoh tragis terjadi pada 5 Agustus 2024, saat OPM melakukan pembunuhan terhadap Glen Malcolm Conning, seorang warga Selandia Baru yang bekerja sebagai pilot helikopter PT Intan Angkasa Air Service. Kejadian ini menjadi bukti bahwa ancaman OPM tidak hanya menyasar aparat keamanan, tetapi juga tenaga kerja asing yang berkontribusi dalam pembangunan Papua.
Namun, TNI tidak tinggal diam. Pada 6 Agustus 2024, TNI berhasil mengevakuasi jenazah Pilot Glen, tenaga kesehatan, guru, serta balita yang menjadi korban, sebagai bentuk kepedulian kemanusiaan tanpa menunggu permintaan dari pihak keluarga atau pemerintah Selandia Baru.
Selain itu, keberhasilan TNI dalam membebaskan Kapten Pilot Susi Air, Phillip Mark Mehrtens, pada 21 September 2024, juga menjadi pencapaian luar biasa dalam upaya penegakan hukum dan perlindungan terhadap warga asing di Papua.
Pendekatan Sosial: Membangun Papua dengan Hati
Selain operasi keamanan, TNI juga aktif membangun hubungan dengan masyarakat melalui pendekatan sosial dan kemanusiaan. Berbagai kegiatan seperti pelayanan kesehatan gratis, pembangunan infrastruktur, hingga program pendidikan dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.
"Kami tidak hanya hadir sebagai pasukan keamanan, tetapi juga sebagai mitra pembangunan bagi masyarakat Papua. Dengan sinergi yang baik, kami yakin Papua akan semakin maju dan sejahtera, " tambah Mayjen TNI Lucky Avianto.
Keberadaan TNI di Papua bukan sekadar penjaga pertahanan, tetapi juga agen perubahan yang berkontribusi nyata dalam menciptakan Papua yang aman, damai, dan sejahtera.
Autentikasi:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono