Loreng di Bawah Pohon Damai: TNI dan Rakyat Nduga Rajut Persaudaraan di Ujung Papua

21 hours ago 3

PAPUA - Di bawah rimbun pepohonan Pelabuhan Amor yang sejuk, bukan gema senjata yang terdengar, melainkan tawa hangat dan percakapan akrab antara prajurit TNI dan masyarakat Nduga. Di sinilah Satgas Yonif 733/Masariku, dipimpin oleh Sertu Irfandi, menghadirkan wajah lain dari TNI: bukan sebagai penjaga yang kaku, tetapi sebagai sahabat yang hangat, yang mendengar dan memeluk dengan hati, Sabtu (26/04/2025).

Melalui kegiatan komunikasi sosial (komsos), para prajurit tak sekadar menjalankan tugas, mereka menyatu dalam denyut kehidupan masyarakat. Duduk bersila di tanah yang sama, bersandar di batang pohon yang sama, mereka menyerap keluh kesah, harapan, dan cerita-cerita sederhana yang menggambarkan kehidupan di Nduga semua tanpa sekat, tanpa jarak.

Rajutan Harmoni dari Balik Loreng

Senyum tulus dan sapa ramah menjadi senjata utama. Dalam balutan seragam loreng, para prajurit menyimak dengan seksama suara-suara kecil yang kerap terabaikan. Tak ada doktrin kaku, hanya percakapan yang mengalir, membuka ruang bagi kepercayaan tumbuh perlahan namun pasti.

Dansatgas Yonif 733/Masariku, Letkol Inf Julius Jongen Matakena, menegaskan bahwa inilah inti dari pengabdian TNI.  

"Kami hadir bukan untuk ditakuti, tapi untuk dirangkul dan merangkul. Komsos adalah jembatan kami untuk mengerti, bukan hanya mengamankan, " ucapnya.

Harapan Tumbuh dari Tanah yang Tenang

Bagi warga Nduga, momen ini lebih dari sekadar pertemuan. Ini adalah pengakuan bahwa suara mereka berarti, bahwa di balik kesunyian dan tantangan hidup, ada pihak yang peduli. Tokoh masyarakat pun angkat bicara, menyampaikan harapan mereka akan kedamaian dan pembangunan yang lebih merata. Mereka melihat dalam sosok prajurit TNI bukan hanya penjaga, tapi juga saudara.

Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menyampaikan apresiasi atas pendekatan humanis ini.  

"Damai tidak bisa dipaksakan. Ia lahir dari hati yang saling memahami dan tangan yang saling menggenggam. Itulah yang kami bangun hari ini bersama rakyat Nduga, " ujarnya.

Cinta dan Damai dari Pelabuhan Amor

Di tempat yang bernama “Amor” yang dalam banyak bahasa berarti cinta pesan itu menjadi nyata: bahwa keamanan dan kedamaian tidak selalu dimulai dari strategi besar, tetapi dari langkah kecil yang tulus, dari pelukan hangat seorang prajurit kepada rakyatnya.

Dari bawah rindang pohon hingga ke relung hati masyarakat, Satgas Yonif 733/Masariku meninggalkan jejak: bukan hanya langkah patroli, tapi jejak kemanusiaan yang membekas dan terus tumbuh dalam bentuk kepercayaan dan harapan baru.

Authentication: 

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Masyarakat | | | |