BANYUMAS - Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas menggelar rapat koordinasi perdana Tim Efektif MAS-EKODAYA (Masjid Berbasis Sosial, Ekonomi, Pendidikan, dan Budaya), di Perum Sapphire Residence Blok Zamrud G1, Karangwangkal, Purwokerto, Senin Sore (05/05/2025).
Kegiatan ini menjadi langkah awal pembentukan dan pemantapan tim efektif yang akan mengawal pelaksanaan aksi perubahan dalam program inovasi berbasis pemberdayaan masjid di Wilayah Kabupaten Banyumas.
Rapat dipimpin Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas H. Ibnu Asaddudin, dan dihadiri oleh para pejabat fungsional serta tokoh dari lintas bidang: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, teknologi informasi, dan humas, yang dilingkungan Kemenag Banyumas
“MAS-EKODAYA adalah bentuk ikhtiar nyata agar masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah saja, tetapi juga sebagai pusat transformasi masyarakat, sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya. Ini harus terstruktur dan berkesinambungan, ” tegas Ibnu Assaddudin dalam arahannya.
Lebih lanjut, Ibnu mengarahkan setiap bidang bekerja secara kolaboratif dan fokus pada dampak nyata di masyarakat, termasuk pelibatan lembaga eksternal seperti Pemda dan jajaranya, Dinas terkait, Ormas Islam, BUMN, UMKM, dan media lokal. Ia menegaskan pentingnya sinergi vertikal dan horizontal.
“Tim MAS-EKODAYA harus menjadi motor dan leader perubahan. Ini bagian dari tanggung jawab keagamaan dan kebangsaan kita. Kita butuh masjid yang tidak hanya makmur secara ritual, tapi juga berdaya dalam sosial dan ekonomi, ” imbuhnya.
Selama diskusi berlangsung, sejumlah pertanyaan, masukan dan diskusi, gagasan strategis mengemuka, H. Afifuddin Idrus, selaku Koordinator dan Kasi Bimas Islam, menekankan perlunya pemetaan potensi masjid dan segmentasi peran takmir agar program tidak sekadar administratif, melainkan menyentuh sosial dan ekonomi, kehidupan jamaah secara riil.
“Jangan sampai masjid hanya jadi tempat kegiatan formal. Kita perlu data konkret: berapa masjid yang sudah punya UPZ, koperasi, UMKM, TPQ-TPA, kegiatan budaya, atau literasi digital ?, Itu akan jadi acuan kita, ” ujar Afifuddin.
Peserta rapat yang lainya, seperti Faisal Reza, menambahkan pentingnya pendampingan sosial berbasis data keluarga jamaah.
“Kita bisa mulai dengan pendataan keluarga mustahik di sekitar masjid. Dari situ kita susun intervensi sosial dan ekonomi secara tepat guna sasaran, ” usulnya.
Dari bidang ekonomi, Nauvi Varchah selaku praktisi UMKM menyampaikan gagasan untuk membangun Masjidpreneur Corner, sebuah ruang di lingkungan masjid yang memfasilitasi pemasaran produk jamaah. “Masjid bisa jadi etalase UMKM umat. Tapi perlu SOP dan kolaborasi dengan lembaga keuangan syariah, ” jelas Nauvi.
Sementara itu, paerta rakor dari bidang pendidikan Saridin, menyatakan kesiapan sekolah/madrasah di bawah naungan Kemenag untuk bersinergi melalui kegiatan berbasis karakter dan akhlak.
“Kami siap berperan sebagai agen edukasi keluarga berbasis masjid. Kita punya jejaring madrasah yang bisa digerakkan bersama-sama, ” ujarnya.
Dari bidang IT, Agung dan Taufik Hidayaturrohman mengusulkan pengembangan dashboard digital MAS-EKODAYA, untuk memantau kegiatan, mengarsipkan dokumentasi, dan mengelola database kegiatan masjid.
“Dengan sistem digital, evaluasi dan pelaporan bisa efisien dan transparan, ” katanya.
Rapat kemudian ditutup dengan pembacaan draf awal pembagian tugas, pembacaan SK tim efektif, serta penetapan jadwal audiensi dengan 21 stakeholders utama termasuk Bupati, Kepala Dinas terkait, Pimpinan Ormas, dan Media.
Program MAS-EKODAYA merupakan bagian dari proyek aksi perubahan dalam Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XVII yang diselenggarakan oleh Pusbangkom MKMB Kementerian Agama RI. Rangkaian kegiatannya telah dijadwalkan berlangsung mulai 1 Mei hingga 3 Juli 2025, mencakup audiensi, penyusunan regulasi, pelatihan takmir, implementasi pilot project, hingga peluncuran resmi oleh Kakanwil Kemenag Jawa Tengah dan Bupati Banyumas.
Dengan pendekatan terstruktur dan berbasis kolaborasi lintas sektor, MAS-EKODAYA diharapkan dapat menjadi model baru revitalisasi fungsi masjid yang relevan dengan kebutuhan umat masa kini.
(Djarmanto-YF2DOI)