PAPUA - Sinar perdamaian kembali menembus rimbunnya hutan Maybrat. Satu lagi putra Papua kembali memeluk Merah Putih. Satgas Pamtas Mobile Yonif 501/BY mencatatkan keberhasilan emosional dengan kembalinya seorang anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) berinisial YSA ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pada Jum'at 18, April 2025.
YSA sebelumnya tergabung dalam kelompok bersenjata pimpinan Zet Fattem. Namun tekanan psikologis, perpecahan internal, dan kerasnya hidup di tengah hutan membuatnya tergerak. Kehadiran Satgas Yonif 501/BY yang terus mempersempit ruang gerak separatis, sekaligus menghadirkan pendekatan yang menyentuh nurani masyarakat, menjadi alasan kuat di balik langkah besar YSA meninggalkan perjuangan bersenjata.
Puncak dari keputusan berani ini ditandai dengan prosesi pemutihan di TK Fuog. Dalam suasana penuh haru dan semangat persaudaraan, berbagai elemen penting daerah hadir: aparat pemerintah, tokoh adat, hingga masyarakat, menyaksikan momen sejarah kembalinya seorang anak bangsa ke pelukan Ibu Pertiwi.
Keberhasilan ini adalah hasil nyata dari strategi gabungan yang diusung Satgas Yonif 501/BY. Selain operasi militer yang terukur, pembangunan infrastruktur seperti jembatan di Kampung Fuog, serta berbagai kegiatan kemanusiaan dan pelayanan sosial telah menjadi jembatan hati antara aparat dan rakyat. Suasana aman dan penuh kepedulian menjadi ruang subur bagi perubahan hati.
"Kami tidak melihat siapa dia di masa lalu, kami melihat siapa dia hari ini dan siapa dia ke depan, " tegas Komandan Satgas Yonif 501/BY Letkol Inf Yakhya Wisnu A. S.Sos., M.Han. "Pendekatan yang humanis dan penuh persaudaraan adalah jalan terbaik untuk merangkul saudara-saudara kita yang sempat tersesat. NKRI terbuka bagi siapa saja yang ingin kembali."
Kembalinya YSA bukan sekadar cerita individu. Ia adalah simbol bahwa perdamaian Papua bukanlah mimpi, melainkan tujuan yang dapat dicapai lewat ketulusan, keberanian, dan kolaborasi nyata antara aparat dan masyarakat.
Dengan semangat itu, Satgas Yonif 501/BY akan terus melangkah: menjaga, membangun, dan merangkul. Karena Papua damai bukan sekadar visi, tetapi misi yang terus hidup di setiap langkah pengabdian.
Kontak Media:
Dansatgas Media HABEMA Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono