PAPUA - Di balik pegunungan terjal dan hutan lebat Papua, ada kisah perjuangan yang jarang tersorot: Tentara Nasional Indonesia (TNI) tak hanya memanggul senjata, tetapi juga memikul harapan. Sebagai garda terdepan negara, TNI menjadi aktor kunci dalam misi besar: mempercepat pembangunan dan menghadirkan kesejahteraan yang nyata di tanah Papua. Kamis 1, Mei 2025.
Bersandar pada Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2020, TNI diberi amanah melampaui fungsi tempurnya. Mereka hadir sebagai pengayom, mitra pembangunan, dan jembatan kepercayaan antara negara dan rakyat Papua.
Keamanan sebagai Pondasi Pembangunan
Di tanah yang rawan oleh ancaman kelompok separatis bersenjata (KSB), seperti OPM, stabilitas bukanlah kemewahan tapi kebutuhan mendesak. TNI sadar bahwa tanpa rasa aman, pembangunan hanya jadi wacana. Itulah sebabnya mereka terus menjaga wilayah rawan, sekaligus mendampingi proses pembangunan di garis depan.
Tragedi kemanusiaan seperti pembunuhan Glen Malcolm Conning pilot asal Selandia Baru menjadi bukti nyata bagaimana KSB menghambat kemajuan dan mencederai kemanusiaan. Namun di tengah krisis, TNI hadir cepat, mengevakuasi korban tanpa diminta, sebagai aksi murni kemanusiaan.
Ketika Operasi Menjadi Misi Penyelamatan
Prestasi besar TNI tak berhenti di situ. Pada 21 September 2024, dunia menyaksikan keberhasilan pembebasan Kapten Pilot Susi Air, Phillip Mark Mehrtens, dari penyanderaan KSB. Bukan hanya keberhasilan taktis, tapi juga simbol komitmen bahwa siapa pun yang berada di tanah Papua warga lokal maupun asing akan dilindungi oleh negara.
Lebih dari Senjata: TNI Membangun Harapan
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan bahwa pendekatan TNI tak hanya soal operasi militer. “Kami hadir membangun kepercayaan, bukan hanya infrastruktur. Kami bantu layanan dasar, dari pendidikan hingga kesehatan, dan yang utama: kami bangun kedekatan dengan masyarakat, ” ungkapnya.
Lewat kegiatan sosial, komunikasi langsung, dan pendampingan di lapangan, TNI merajut jembatan kepercayaan dari pos terluar hingga kampung-kampung terpencil.
Kesimpulan: Di Papua, TNI Adalah Nafas Kehadiran Negara
Papua bukan zona perang Papua adalah tanah harapan. Dan di sana, TNI bukan hanya penjaga tapal batas, tapi penenun masa depan. Di tengah desingan peluru dan ancaman kekerasan, mereka tetap memilih untuk membangun, menyelamatkan, dan melayani.
Autentikasi:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono