Biskuit untuk Damai: Marinir TNI Tanam Kasih Sayang di Jantung Papua

5 hours ago 1

YAHUKIMO - Di antara lanskap megah Pegunungan Papua yang tenang dan langit biru yang membentang luas, terselip kisah kemanusiaan yang sederhana namun penuh makna. Bukan tentang operasi militer, bukan pula tentang strategi tempur. Ini tentang biskuit, senyuman, dan sentuhan kemanusiaan.

Selasa, (13/05/2025), Prajurit Marinir dari Pos Keikey Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 1 Marinir yang tengah melaksanakan patroli rutin di Kampung Bruto, Yahukimo, menuliskan babak baru dalam kedekatan antara TNI dan masyarakat Papua. Mereka datang bukan dengan arogansi kekuatan, melainkan dengan tangan terbuka dan hati penuh kasih.**

Biskuit: Lebih dari Sekadar Makanan Ringan

Di sepanjang jalur kampung yang tenang, para Marinir membagikan biskuit kepada anak-anak, orang tua, dan warga yang mereka jumpai. Mungkin bagi sebagian orang, biskuit hanyalah camilan biasa. Namun di hari itu, biskuit menjadi simbol kepedulian, menjadi jembatan yang menghubungkan dua dunia: prajurit dan rakyat.

Anak-anak berlarian riang, tertawa sembari menikmati camilan yang mereka terima. Para orang tua tersenyum hangat, menyambut kehadiran prajurit dengan pelukan emosional yang hanya bisa lahir dari rasa aman dan kepercayaan. Dalam tatapan mereka, tersirat harapan dan rasa hormat.

TNI Hadir, Bukan Hanya Menjaga, Tapi Merangkul

Letkol Marinir Siswanto, Dansatgas Yonif 1 Marinir, dengan suara penuh ketulusan menyampaikan:

“Kami hadir di Papua bukan hanya untuk menjaga kedaulatan, tetapi untuk menjadi bagian dari masyarakat. Kami ingin mereka tahu bahwa TNI adalah saudara mereka. Sekalipun hanya biskuit, kami berharap itu bisa menjadi penguat tali kasih dan persaudaraan.”

Apa yang dilakukan para prajurit ini mencerminkan esensi pengabdian yang sejati: melayani dengan hati, bukan hanya menjalankan perintah.

Teladan yang Menginspirasi

Mayjen TNI Lucky Avianto, Pangkoops Habema, turut mengapresiasi aksi kecil yang berdampak besar ini.

“Di tengah tugas berat menjaga perbatasan, prajurit kita tidak melupakan sisi kemanusiaan. Sentuhan kasih seperti ini terlihat sederhana, namun sangat berarti dalam membangun kepercayaan dan kedekatan emosional dengan masyarakat Papua, ” ungkapnya.

Menabur Cinta di Tanah Cenderawasih

Dalam setiap langkah kaki Marinir di Kampung Bruto, terselip harapan. Bahwa di tengah kerasnya tugas negara, masih ada ruang untuk cinta dan kepedulian. Bahwa membangun bangsa dimulai dari membangun hubungan antar manusia. Dan bahwa biskuit kecil yang dibagikan dengan cinta**, mampu mengubah persepsi, memperkuat rasa persaudaraan, dan menyalakan semangat harapan di pelosok negeri.

Di bumi Cenderawasih, TNI membuktikan bahwa mereka tak hanya hadir sebagai penjaga batas, tapi juga sebagai penjaga hati.

Authentication: 

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Masyarakat | | | |