Respons Mendiktisaintek Soal TNI Masuk Kampus: Bisa Mengisi Materi

4 hours ago 3

loading...

Mendiktisaintek Brian Yuliarto tak mempermasalahkan TNI masuk kampus selagi ada kerja sama di bidang akademik. Menurut dia, kampus tempat yang terbuka. Foto: Dok SINDOnews

JAKARTA - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto tak mempermasalahkan TNI masuk kampus selagi ada kerja sama di bidang akademik. Menurut dia, kampus tempat yang terbuka.

"Kalau dari kami dalam konteks kerja sama penelitian, kerja sama kuliah akademik mengisi materi dan sebagainya kampus itu adalah tempat terbuka dan sudah banyak berjalan sebenarnya," ujar Brian di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (23/4/2025).

Selain TNI, kampus juga terbuka bagi kalangan industri dan profesional lain dalam membantu proses pengajaran hingga penelitian. Atas dasar itu, kampus merupakan tempat terbuka untuk kerja sama dengan berbagai pihak.

"Dan ini harapannya bisa dihasilkan produk inovasi yang lebih baik sekarang. Misalnya kami dengan Pindad itu kan industri angkatan juga, ya industri senjata tentu kaitannya dengan TNI dan sebagainya. Kami bekerja sama untuk menemukan berbagai hal kaitannya apakah kemandirian industri senjata atau industri untuk mendukung pelaksanaan pertahanan di Indonesia. Jadi tidak ada masalah," ungkapnya.

Seperti diketahui, peristiwa masuknya aparat TNI ke kampus berulang terjadi usai pengesahan Revisi UU TNI pada Maret 2025. Pertemuan pada 24 Maret 2025 terjadi antara BEM dan Kodim 0701 Banyumas, Jawa Tengah, yang dilatarbelakangi aksi protes RUU TNI pada 21 Maret 2025.

Empat hari setelahnya, mahasiswa Papua merasa terancam dengan beredarnya surat dari Komando Distrik Militer 1707/Merauke yang dikirimkan kepada Sekretariat Daerah Merauke untuk meminta data mahasiswa.

Di awal surat, Kodim menjelaskan dua dasar permintaan data tersebut yaitu program kerja bidang intelijen/pengamanan dan pertimbangan komando serta Staf Kodim 1707/Merauke.

Ketiga, pengumuman kerja sama antara TNI dan Universitas Udayana. Meski perjanjian itu diteken oleh Rektor Universitas Udayana I Ketut Sudarsana dan Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen TNI Muhammad Zamroni atas nama KSAD pada 5 Maret di Denpasar. Informasi tersebut menjadi sorotan pada 26 Maret.

Baru-baru ini, insiden TNI lagi-lagi masuk ke lingkungan kampus disorot publik. Peristiwa tersebut yakni kedatangan anggota TNI dalam diskusi bertema ‘Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik’ di Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, 14 April 2025.

Ada juga kedatangan Kodim Depok 0508 Kolonel Iman Widhiarto ke kampus Universitas Indonesia (UI) pada 16 April 2025 saat mahasiswa sedang menggelar Konsolidasi Nasional Mahasiswa. Meski TNI menyatakan hadir karena mendapat undangan, pihak kampus membantah mengundang militer dalam konsolidasi mahasiswa tersebut.

(jon)

Read Entire Article
Masyarakat | | | |