loading...
Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, lahir pada 9 Juli 1950 di Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Foto/Laman katolikku.com.
JAKARTA - Riwayat pendidikan Kardinal Ignatius Suharyo menarik untuk disimak. Ia adalah satu dari 135 kardinal yang dijadwalkan mengikuti konklaf di Roma untuk memilih pengganti Paus Fransiskus yang telah meninggal dunia.
Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025 pukul 7.35 pagi waktu Roma pada usia 88 tahun. Kabar duka ini lansung disambut dengan lonceng kematian berdentang dari Basilika Santo Petrus dan berkibarnya bendera Vatikan setengah tiang.
Kardinal Ignatius Suharyo pun dijadwalkan akan berangkat ke Vatikan pada Sabtu, 3 Mei 2025 dan akan tiba pada 4 Mei 2025 untuk mengikuti konklaf memilih penerus Paus Fransiskus yang telah wafat.
Ia akan menjadi satu-satunya kardinal asal Indonesia yang berhak ikut serta dalam konklaf pemilihan Paus baru.
Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, lahir pada 9 Juli 1950 di Sedayu, Bantul, Yogyakarta, merupakan sosok penting dalam hierarki Gereja Katolik Indonesia.
Baca juga: Ini Penampakan Makam Paus Fransiskus yang Sederhana
Dengan perjalanan panjang dalam dunia pendidikan dan pelayanan, ia telah memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan Gereja Katolik di Tanah Air.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam riwayat pendidikan Kardinal Ignatius Suharyo, menggambarkan bagaimana latar belakang akademisnya membentuk peran dan pengaruhnya dalam gereja Katolik Indonesia.
Latar Belakang Keluarga dan Awal Pendidikan
Ignatius Suharyo berasal dari keluarga religius; ayahnya, Florentinus Amir Hardjodisastra, adalah pegawai Dinas Pengairan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan ibunya, Theodora Murni Hardjodisastra, seorang ibu rumah tangga.
Dari 10 bersaudara, beberapa di antaranya juga memilih jalan hidup religius, termasuk kakaknya, RP. Suitbertus Ari Sunardi OCSO, seorang rahib di Pertapaan Santa Maria Rawaseneng, dan dua saudarinya yang menjadi biarawati.