loading...
Kisah Siti Maryam melahirkan Nabi Isa alaihissalam ini penting diketahui umat Muslim, karena Nabi Isa termasuk salah satu nabi dan Rasul yang diutus Allah SWT. Foto ilustrasi/ist
Kisah Siti Maryam melahirkan Nabi Isa alaihissalam ini penting diketahui umat Muslim, karena Nabi Isa termasuk salah satu nabi dan Rasul yang diutus Allah SWT.
Kisah lahirnya Nabi Isa AS sendiri diceritakan dalam Al Qur'an Surat Ali Imran, Surat Maryam dan Surat At Tahrim. Begini penjelasan kisahnya:
Al-Quran menyatakan bahwa Siti Maryam adalah putri Imran, atau Maryam binti Imran . Beliau dinazarkan kepada Allah ketika masih dalam perut ibunya. Ha ini diinformasikan Allah Taala melalui firman-Nya pada surat Ali Imran ayat 35-36.
Allah SWT berfirman: "(Ingatlah) ketika istri Imran berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'
Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk.'" ( QS Ali Imran : 35-36)
Abdul Halim Abu Syuqqah dalam kitabnya berjudul "Tahrirul-Ma'rah fi 'Ashrir-Risalah" dan telah diterjemahkan Drs As'ad Yasin menjadi "Kebebasan Wanita" menjelaskan bahwa istri Imran telah bernazar bahwa dia akan menjadikan anak yang ada dalam kandungannya semata-mata untuk berkhidmat di Baitullah , yaitu Baitul Maqdis , dibebaskan dari segala kesibukan duniawi.
Baca juga: Hukum Mengucapkan Selamat pada Perayaan Agama Lain, Begini Kata Ustaz Adi Hidayat
Suaminya, Imran, meninggal dunia ketika dia dalam keadaan mengandung. Ketika dia melahirkan bayi perempuan --padahal sebenarnya dia berharap bayi lelaki, sebab yang dinazarkan untuk Baitullah hanyalah anak laki-laki-- ia berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan. Tiadalah sama anak lelaki yang kuminta dengan anak perempuan yang Engkau berikan."
Anak lelaki dimaksudkan untuk berkhidmat, sementara anak perempuan tidak cocok, karena lemah. Hal itu ia katakan untuk minta maaf kepada Tuhan karena dia tidak bisa menepati janjinya. Akan tetapi, Allah SWT Yang Menciptakan laki-laki dan perempuan menenangkan hati si ibu ini dengan cara menerima anak perempuannya untuk berkhidmat di Baitul Maqdis.


















































