loading...
Kepala BPOM Prof Taruna Ikrar (tengah) melihat produk herbal di sela-sela The 16th Annual Meeting WHO IRCH di Jakarta, beberapa waktu lalu. Foto/Dok. SindoNews
JAKARTA - Indonesia berkomitmen mempercepat kemandirian farmasi nasional melalui pengembangan obat bahan alam atau fitofarmaka. Untuk mendorong langkah tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ) telah menetapkan kerangka kerja kolaborasi akademisi-bisnis-pemerintah (ABG) sebagai pendekatan strategis untuk memperkuat penelitian dan pengembangan obat herbal.
Sebagai salah satu langkah besar untuk menegaskan komitmen tersebut, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 16th Annual Meeting of the World Health Organization – International Regulatory Cooperation for Herbal Medicines (WHO IRCH) di Jakarta, beberapa waktu lalu. Peran kepemimpinan Indonesia dalam pertemuan tersebut sangat besar dan menguntungkan untuk saling menguatkan sistem pengawasan dan membuka pasar. Baca juga: Manfaat Kesehatan Jamu Beras Kencur, Diminum IShowSpeed di Yogyakarta
Kepala BPOM Prof Taruna Ikrar mengatakan, The 16th WHO-IRCH Annual Meeting merupakan momen strategis untuk Indonesia memainkan peran sentral termasuk juga memperkenalkan obat herbal/ jamu Indonesia di mata dunia. “Kehadiran Anda di sini mencerminkan komitmen bersama untuk memperkuat regulasi obat-obatan herbal,” katanya di sela-sela acara pembukaan The 16th Annual Meeting WHO IRCH di Jakarta beberapa waktu lalu.
Di Indonesia, pengembangan obat herbal terus bergulir cepat. BPOM telah menetapkan kerangka kerja kolaborasi akademisi-bisnis-pemerintah sebagai pendekatan strategis untuk memperkuat penelitian dan pengembangan obat herbal.
Akademisi, sebagai pusat inovasi berkontribusi dengan menghasilkan gagasan penelitian dan memajukan pengembangan produk. Sektor bisnis memainkan peran kunci dalam menyediakan pendanaan dan memastikan bahwa produk memenuhi standar yang ditetapkan.
“Kami (BPOM) menyediakan regulasi dan pedoman untuk memastikan kepatuhan terhadap keamanan, khasiat, dan mutu. BPOM juga terus mendorong integrasi obat tradisional ke dalam sistem kesehatan nasional,” terangnya.
Prof Taruna Ikrar meyakini jika masyarakat semakin proaktif dalam menjaga kesehatan, maka permintaan akan produk herbal berkualitas tinggi, aman, dan efektif tumbuh pesat. Hal ini menghadirkan peluang yang sangat besar, sekaligus tantangan regulasi yang signifikan yang tidak dapat diselesaikan oleh satu negara pun sendirian.