ASMAT - Suara langkah kecil anak-anak SD Rimba YPPK Yan Smith Santo Aloysius Mumugu 2 kini kembali terdengar riang saat menyusuri jalan menuju sekolah. Bukan lagi dengan rasa takut atau waswas, melainkan dengan keyakinan baru. Semua itu berkat kerja nyata prajurit Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku yang turun tangan memperbaiki jembatan rusak urat nadi utama akses pendidikan di Distrik Mumugu, Kabupaten Asmat, Minggu (31/8/2025).
Jembatan sederhana itu sejatinya bukan sekadar potongan papan kayu yang menghubungkan jalan. Bagi puluhan siswa, jembatan tersebut adalah penghubung antara mimpi dan kenyataan. Selama beberapa waktu, kerusakan parah membuat jalur ini bak jebakan berbahaya, apalagi saat hujan mengguyur. Anak-anak kerap harus meniti dengan hati-hati, bahkan tak jarang terpeleset ketika hendak berangkat belajar.
Melihat kondisi tersebut, prajurit TNI yang bertugas di Titik Kuat Batas Batu bergerak cepat. Dengan peralatan seadanya—palu, gergaji, dan papan kayu yang dikumpulkan dari sekitar—mereka bergotong royong memperbaiki jembatan. Keringat yang bercucuran bukanlah keluhan, melainkan simbol ketulusan menjaga asa generasi penerus bangsa.
Komandan Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku, **Letkol Inf Julius Jongen Matakena**, menegaskan bahwa perbaikan jembatan ini bukan sekadar pekerjaan fisik, tetapi bagian dari misi mulia menjaga keberlangsungan pendidikan anak-anak di perbatasan.
> “Kami berharap dengan diperbaikinya jembatan ini, para siswa dapat kembali bersekolah dengan aman dan nyaman. Pendidikan adalah kunci membangun masa depan bangsa, dan kami ingin memastikan anak-anak di perbatasan memiliki kesempatan yang sama untuk meraih cita-cita mereka, ” ujarnya penuh semangat.
Kebahagiaan juga terpancar dari wajah guru dan murid. **Sinta**, Kepala Sekolah SD Rimba YPPK Yan Smith Santo Aloysius Mumugu 2, tak mampu menyembunyikan rasa harunya.
> “Kami sangat berterima kasih kepada Bapak TNI yang telah peduli dengan kondisi sekolah kami. Jembatan ini sangat penting bagi anak-anak kami. Kini, mereka bisa berangkat sekolah tanpa rasa takut, ” ungkapnya.
Bagi anak-anak Mumugu, jembatan ini lebih dari sekadar jalan kayu. Ia adalah simbol harapan, bahwa pendidikan tetap bisa diraih meski berada di tengah keterbatasan.
Kegiatan ini hanyalah salah satu dari banyak upaya Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku dalam rangka Pembinaan Teritorial (Binter) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah penugasan. Dari membangun akses, mendukung layanan kesehatan, hingga membantu kebutuhan dasar, kehadiran TNI di perbatasan Papua terus menjadi pelita di tengah keterbatasan.
Jembatan Mumugu kini kokoh berdiri. Setiap langkah kecil anak-anak yang menyeberanginya adalah langkah menuju masa depan. Dan di balik jembatan itu, ada tangan-tangan prajurit yang mengajarkan bahwa menjaga negeri bukan hanya soal senjata, tetapi juga soal memastikan setiap anak bangsa dapat bermimpi dengan aman.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono