YAHUKIMO - Di balik perbukitan hijau Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, langkah kaki prajurit loreng Satgas Mobile Yonif 644/Walet Sakti dari Pos Pintu Angin membawa cerita pengabdian yang hangat. Rabu (3/9/2025), mereka menyusuri jalan setapak menuju Kampung Yarelo, sebuah kampung di pelosok yang jauh dari hiruk pikuk kota, untuk melaksanakan kegiatan anjangsana.
Dipimpin oleh Sertu Okta Kristian Doni, kehadiran prajurit di tengah masyarakat bukan sekadar kunjungan formalitas. Mereka datang dengan hati, mendengar aspirasi, memberikan perhatian, dan menyuguhkan rasa aman bagi warga yang setiap harinya hidup dalam keterbatasan. Anjangsana ini menjadi ruang dialog, pintu yang mempertemukan TNI dan rakyat dalam ikatan kekeluargaan.
Salah satu wujud nyata kepedulian itu tampak ketika personel Pos Pintu Angin membuka layanan kesehatan sederhana di kampung. Warga yang selama ini kesulitan mengakses fasilitas kesehatan, karena jauhnya jarak ke puskesmas maupun rumah sakit, menyambut kesempatan ini dengan penuh rasa syukur. Obat-obatan sederhana yang diberikan, hingga tindakan medis ringan, sangat berarti bagi mereka.
Sebagai balasan atas ketulusan itu, warga Yarelo menghadiahi prajurit dengan hasil bumi berupa labu dan tebu. Bagi mereka, pemberian ini adalah simbol persaudaraan, rasa terima kasih, sekaligus wujud penghormatan. “Kami merasa sangat dihargai dan diperhatikan. Kehadiran TNI memberi kekuatan dan semangat di tengah tempat yang begitu jauh, ” ungkap Kepala Suku Yarelo, Ori Hesegem, dengan mata berbinar.
Dansatgas Mobile Yonif 644/Walet Sakti, Letkol Inf Tiertona Arga, S.I.P., menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bukti komitmen TNI untuk terus memperkuat kedekatan emosional dan sosial dengan masyarakat Papua. “Anjangsana ini bukan hanya sekadar silaturahmi, tetapi fondasi penting dalam membangun stabilitas dan kedamaian. Kehadiran TNI harus selalu menjadi solusi, bukan beban, bagi masyarakat di mana pun berada, ” tegasnya.
Satgas Yonif 644/Walet Sakti melalui Pos Pintu Angin berkomitmen untuk terus hadir dalam setiap denyut kehidupan masyarakat — baik dalam bidang pembangunan, pelayanan kesehatan, maupun menjaga keamanan. Dari kampung ke kampung, dari hati ke hati, prajurit loreng berupaya menjalin hubungan yang bukan sekadar tugas, tetapi panggilan pengabdian demi Papua yang damai dan sejahtera.
(PenSatgas Yonif 644/Walet Sakti)