4 Alasan Gencatan Senjata 30 Hari Merugikan Rusia, Salah Satunya Putin Adalah Pemenang Perang

6 hours ago 2

loading...

Gencatan senjata selama 30 hari hanya merugikan Rusia. Foto/X

MOSKOW - Rusia memandang gencatan senjata sementara menguntungkan Ukraina. Bagi Rusia, gencatan senjata selama 30 hari tersebut merugikan posisinya.

Kremlin mengatakan sedang menunggu rincian lebih lanjut dari AS tentang usulan gencatan senjata 30 hari dengan Ukraina, menjelang diskusi yang diharapkan dalam beberapa hari mendatang.

Persenjataan dari AS kini mengalir kembali melalui Polandia, menteri luar negeri Polandia mengonfirmasi. Pejabat Ukraina mengatakan Rusia menembakkan sejumlah rudal dan pesawat nirawak pada malam hari, dengan satu serangan di Kryvyi Rih menewaskan seorang wanita berusia 47 tahun dan melukai sembilan orang lainnya, sementara serangan lainnya di Odesa menewaskan empat warga Suriah.

Rusia mengklaim lebih banyak kemenangan di medan perang di Ukraina timur, merebut dua desa baru. Rusia juga mengatakan telah merebut kembali lima desa di wilayah Kursk barat, tempat Rusia menyalahkan Ukraina atas serangan yang menewaskan empat warga sipil.

4 Alasan Gencatan Senjata 30 Hari Merugikan Rusia, Salah Satunya Putin Adalah Pemenang Perang

1. Vladimir Putin Adalah Pahlawan dan Pemenang Perang

Doug Bandow, seorang peneliti senior di Cato Institute, mengatakan Rusia tidak mungkin menyetujui gencatan senjata sementara dengan Ukraina, yang terus-menerus diserangnya, tanpa jaminan signifikan apa pun.

“Rusia memandang dirinya sebagai pemenang, dan tidak ingin menghentikan kemajuan itu tanpa jaminan bahwa Rusia akan mendapatkan apa yang diinginkannya di meja perundingan,” kata Bandow, yang sebelumnya bekerja sebagai asisten khusus mantan Presiden AS Ronald Reagan, kepada Al Jazeera.

Baca Juga: Proposal Mesir untuk Gaza 2030 Persatukan Negara-negara Arab

2. Rusia Sudah Mengambil Kendali Kursk dan Donbass

Moskow telah mengambil kembali “sebagian besar wilayah di wilayah Kursk, dan setiap hari tampaknya Rusia membuat beberapa kemajuan di Donbas,” katanya. “Dari sudut pandang itu, gencatan senjata yang hanya sementara merupakan keuntungan besar bagi Ukraina.”

Untuk saat ini, tambahnya, Rusia perlu meyakinkan Trump “bahwa Rusia benar-benar ingin mengakhiri konflik ini dan Rusia ingin memiliki solusi permanen. Namun, Rusia mungkin harus memberi tahu dia bahwa mereka perlu melakukan negosiasi serius sebelum setuju untuk menghentikan pertempuran” karena keunggulannya di medan perang memberinya pengaruh.

3. Tidak Ada Ancaman bagi Rusia

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan sekarang “tergantung Rusia untuk mengatakan ya” setelah Ukraina menyetujui gencatan senjata.

“Jika Rusia mengatakan ya, itu berita yang sangat bagus dan kami akan memulai proses itu dan melakukan segala yang kami bisa untuk memajukan proses itu,” kata Rubio.

“Jika mereka mengatakan tidak, maka jelas kami harus memeriksa semuanya dan mencari tahu di mana posisi kami di dunia dan apa niat mereka yang sebenarnya. Jika mereka mengatakan tidak, itu akan memberi tahu kita banyak hal tentang apa tujuan mereka dan apa pola pikir mereka.”

Namun, Rubio mengatakan dia tidak percaya akan “konstruktif” untuk mengeluarkan “ancaman” atau membuat pernyataan “kasar” ketika Rusia belum menanggapi.

Read Entire Article
Masyarakat | | | |