JAKARTA, Banjir bandang melanda wilayah Puncak, Bogor, pada Minggu (2/3/2025) akibat hujan deras berkepanjangan disertai angin kencang. Debit air di hulu Sungai Ciliwung meningkat, menyebabkan bencana di 16 kecamatan dan 28 desa.
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, beberapa titik terdampak meliputi Kecamatan Cisarua, Megamendung, dan Citeureup. Infrastruktur rusak, termasuk jembatan putus di Desa Tugu Utara dan longsor di Kecamatan Sukajaya.
Kesaksian warga setempat menyebut, banjir bandang di kawasan Puncak membawa lumpur, sampah, serta menghanyutkan sejumlah infrastruktur. Arus deras merendam permukiman, memutus akses jalan, serta mengakibatkan beberapa warga terseret air.
Warga Hanyut Saat Menyelamatkan Istri
Iwan, pegiat lingkungan dari Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Cisarua, mengungkapkan bahwa dampak banjir paling parah terjadi di Kecamatan Cisarua dan Megamendung. Salah satu korban adalah Asep Mulyana, warga Cisarua, yang hanyut setelah berusaha menyelamatkan istrinya yang terseret arus.
"Asep berusaha membantu istrinya dengan menggunakan sprei sebagai tali darurat. Istrinya berhasil selamat, tetapi Asep terpeleset dan hanyut terbawa arus deras, " ujar Iwan.
Hingga pagi ini, Senin 3 Maret 2025, korban belum ditemukan, dan pencarian masih dilakukan bersama petugas Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Selain korban hanyut, banjir juga merusak fasilitas umum di Kecamatan Megamendung dan Cisarua.
"Setidaknya ada delapan jembatan penghubung antarkampung yang terdampak, termasuk di Cipayung dan perempatan Taman Safari, " kata Iwan.
Penurunan Debit Air di Bendung Katulampa
Debit air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa, Bogor, mengalami penurunan setelah sebelumnya berstatus Siaga 1. Kini, ketinggian air tercatat berada di level 70 sentimeter atau Siaga 4.
Penjaga Bendung Katulampa, Andi Sudirman, mengonfirmasi bahwa debit air telah turun cukup signifikan sejak malam sebelumnya. "Tadi malam sempat mencapai 220 cm atau Siaga 1 sekitar pukul 21.30 WIB, tetapi kini turun menjadi 70 cm, " ujarnya.
Meskipun debit air telah menurun, warga di bantaran Sungai Ciliwung diminta tetap waspada terhadap potensi hujan susulan. "Kami mengimbau masyarakat untuk tetap siaga dan tidak membuang sampah ke sungai agar aliran air tetap lancar, " kata Andi.
Dampak Banjir di Jakarta
Banjir akibat luapan Kali Ciliwung di Jakarta meluas hingga menggenangi 47 rukun tetangga (RT) di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Data terbaru BPBD DKI Jakarta per pukul 08.00 WIB menunjukkan peningkatan dari sebelumnya 28 RT yang terdampak pada pukul 04.00 WIB.
"Data pukul 04.00 WIB mencatat 28 RT terdampak, dan hingga pukul 08.00 WIB jumlahnya meningkat menjadi 47 RT, " ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan.
Banjir di Jakarta Selatan melanda 20 RT, termasuk Kelurahan Tanjung Barat (4 RT), Pengadegan (1 RT), Rawajati (7 RT), Pejaten Timur (6 RT), dan Kebon Baru (2 RT). Ketinggian air berkisar antara 60 cm hingga 370 cm.
Di Jakarta Timur, 27 RT terdampak banjir, tersebar di Kelurahan Bidara Cina (3 RT), Kampung Melayu (11 RT), Balekambang (3 RT), Cawang (5 RT), Cililitan (2 RT), dan Gedong (3 RT). Beberapa titik mencatat ketinggian air hingga 270 cm.
Mohamad Yohan menyebutkan bahwa BPBD DKI Jakarta telah menyiapkan langkah mitigasi sejak malam hari. "Kami sudah standby sejak tadi malam bersama Dinas Sumber Daya Air, Dinas Bina Marga, dan Dinas Gulkarmat. Upaya penyedotan genangan serta evakuasi warga terus dilakukan, " ujarnya.
Akibat banjir, 30 jiwa dari Kelurahan Kampung Melayu harus mengungsi ke SDN Kampung Melayu 01/02. BPBD telah menyalurkan 1.000 boks makanan siap saji untuk warga terdampak sebelum waktu sahur.
BPBD DKI Jakarta mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi banjir susulan dan segera menghubungi layanan darurat 112 jika membutuhkan bantuan. "Kami pastikan kondisi ini terus dimonitor, dan kami targetkan genangan bisa surut dalam waktu cepat, " kata Yohan menambahkan.
Wilayah Srengseng Sawah dan Lenteng Agung yang sebelumnya tergenang kini telah surut. Namun, petugas tetap bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan naiknya debit air di beberapa titik rawan banjir. (bp)