Uni Eropa Balas Tarif Trump: Produk AS Terancam Kena Pajak 25%

5 hours ago 2

loading...

Uni Eropa segera merespons Amerika Serikat yang kembali menerapkan tarif 25% pada sejumlah produk impor dari mitra dagang utama. FOTO/Shutterstock

JAKARTA - Uni Eropa (UE) segera merespons langkah Presiden AS, Donald Trump, yang kembali menerapkan tarif 25% pada sejumlah produk impor dari mitra dagang utama Amerika. Kebijakan ini mulai berlaku pada 13 Maret 2025 memicu reaksi cepat dari Eropa yang mengancam akan membalas dengan tarif terhadap produk-produk asal AS.

"Tarif adalah pajak. Tarif itu buruk untuk bisnis, dan lebih buruk lagi untuk konsumen," ujar Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dilansir dari BBC, Kamis (13/3/2025).

Sebagai balasan, Uni Eropa akan mulai mengenakan tarif pada produk AS mulai 1 April mencakup barang-barang seperti jeans, sepeda motor, bourbon, hingga selai kacang. Namun, dampaknya tidak berhenti di situ. Pada pertengahan April, tarif tambahan kemungkinan akan diberlakukan pada sejumlah besar produk lainnya, termasuk tekstil, makanan, dan produk pertanian, berdasarkan hasil konsultasi dengan pemangku kepentingan. Daftar barang yang terdampak mencakup daging, susu, anggur, hingga peralatan rumah tangga.

Bagi konsumen Eropa, ini berarti harga barang-barang asal AS akan melonjak di supermarket. Sementara itu, sektor bisnis seperti baja, yang sangat bergantung pada impor, berisiko terpengaruh serius. Bahkan, beberapa produk seperti jus jeruk dan bourbon diperkirakan akan terkena dampak paling besar.

Kepala Federasi BGA Jerman, Dirk Jandura, memperingatkan, harga barang-barang AS bisa naik, dengan jus jeruk, bourbon, dan selai kacang menjadi produk yang paling terpengaruh. "Margin dalam perdagangan sangat rendah, sehingga tidak bisa diserap oleh perusahaan-perusahaan," ungkapnya.

Uni Eropa menargetkan ekspor AS senilai €26 miliar yang dapat terkena tarif. Juru bicara Uni Eropa, Olof Gill, menegaskan bahwa mereka telah mempersiapkan langkah ini dengan matang, namun tetap membuka kemungkinan untuk meredakan ketegangan dengan AS.

Sementara itu, Presiden Dewan Uni Eropa, António Costa, mendesak AS untuk menurunkan ketegangan, meski Presiden Trump bersumpah akan membalas langkah Uni Eropa. Ekspor Austria ke AS, yang merupakan pasar terbesar kedua setelah Jerman, juga terancam terdampak.

Bagi sektor minuman, baik produsen Eropa maupun AS, situasinya semakin sulit. Pemulihan pasar wiski Amerika yang sempat terhambat akibat tarif Uni Eropa sejak 2020 kini terancam kembali mundur. Proyek-proyek besar di sektor ini, termasuk produksi cognac di Prancis, juga diprediksi akan terpukul berat.

Tak hanya itu, sektor baja Eropa juga berada dalam ancaman besar akibat kebijakan "American First" yang diterapkan Trump. Henrik Adam, Ketua Asosiasi Baja Eropa, memperingatkan bahwa kebijakan ini bisa menjadi pukulan telak bagi industri baja di Eropa.

Perang tarif ini jelas mempengaruhi ekonomi kedua belah pihak, dengan dampak besar yang mengancam konsumen, bisnis, dan industri utama di kedua sisi Atlantik.

(nng)

Read Entire Article
Masyarakat | | | |