UMKM Jangan Dipandang Sebelah Mata, Menteri Maman Minta Ganti Kata Pelaku jadi Pengusaha

6 hours ago 1

loading...

Menurut Menteri Maman, penyebutan Pelaku bagi pegiat UMKM harus diubah menjadi Pengusaha karena kontribusinya yang sangat besar bagi ekonomi nasional. Foto/Dok

JAKARTA - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurahman menegaskan, agar UMKM jangan dipandang sebelah mata. Menurutnya, penyebutan "Pelaku" bagi pegiat UMKM harus diubah menjadi "Pengusaha" karena kontribusinya yang sangat besar bagi ekonomi nasional.

"Mulai hari ini saya menghimbau jangan lagi panggil beliau-beliau ini dengan sebutan pelaku UMKM. Soalnya saya belum pernah ketemu kata pelaku dipadankan dengan hal-hal yang positif. Pelaku pencurian, pelaku pembunuhan," kata Menteri UMKM , Maman dalam diskusi panel bertajuk 'Pahlawan Ekonomi Bangsa: Kekuatan UMKM untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 8%', Senin (17/3/2025).

"Jadi mulai hari ini saya ingin mengajak semuanya menyebut semua pegiat UMKM dengan kata pengusaha UMKM . Empat tahun yang lalu mereka ini pahlawan ekonomi negara. Pada saat Indonesia diluluh lantakan Covid-19, beliau-beliau ini yang menjaga ekonomi dan sebagai backbone ekonomi negara," lanjutnya.

Maman juga menekankan pentingnya merubah pola pikir dalam membangun sektor UMKM di Indonesia. Ia mengibaratkan UMKM seperti semut yang tersebar di seluruh negeri harus diakomodir dengan pendekatan yang berbeda, yakni dengan menciptakan daya tarik agar UMKM datang kepada pemerintah dan lembaga terkait.

"Kita harus menciptakan gula. Salah satunya adalah dengan menghadirkan program-program yang menarik, seperti yang dilakukan Sampurna. Keberadaan pemerintah di sini adalah mempertajam dan mempermanis gula tersebut agar pengusaha UMKM datang dan membentuk klasterisasi," jelasnya.

Salah satu langkah konkret yang tengah diupayakan adalah digitalisasi UMKM melalui program Sapa UMKM. Maman mengibaratkan dirinya sebagai dokter yang harus memahami riwayat kesehatan pasiennya sebelum memberikan diagnosis dan solusi.

"Hari ini, meski kita sudah mencapai banyak kemajuan, kita masih menghadapi tantangan besar, yaitu belum adanya sistem pendataan yang terintegrasi secara nasional. Hampir seluruh institusi, baik swasta maupun BUMN, telah berkontribusi luar biasa. Namun, tanpa integrasi dan sentralisasi data, kita belum bisa mendiagnosis secara akurat masalah yang dihadapi UMKM," paparnya.

Sebagai solusi, pihaknya tengah mengembangkan Super App Sapa UMKM, sebuah platform digital yang akan mengintegrasikan seluruh data dan mitra terkait UMKM. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan pengusaha UMKM dapat lebih mudah mendapatkan akses pasar dan berbagai fasilitas pendukung lainnya.

"Setelah data terintegrasi, langkah berikutnya adalah memastikan akses ke pasar. Ini yang terpenting," tegas Maman.

Dengan berbagai langkah strategis ini, Maman optimistis UMKM di Indonesia dapat berkembang lebih pesat dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.

(akr)

Read Entire Article
Masyarakat | | | |