TEMANGGUNG - Pagi itu di Desa Banaran, Kecamatan Tembarak, denting cetok pertama menggema bukan dari tangan tukang profesional, melainkan dari Safrondi, menantu Ibu Walinah. Ia dengan penuh semangat membantu memugar rumah sang ibu mertua, ditemani sang istri, Rejiati. Aksi sederhana ini menandai dimulainya pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) milik Ibu Walinah melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-125. Jumat 25 Juli 2025.
Meski berdinding bata, rumah Ibu Walinah sebelumnya belum sepenuhnya layak huni karena keterbatasan ekonomi. Kini, melalui program TMMD, rumah tersebut dipugar dinding dan lantainya diplester agar menjadi tempat tinggal yang aman, sehat, dan nyaman.
“Harapan kami cuma satu: rumah ini bisa cepat selesai dan nyaman untuk ibu. Kami senang bisa ikut bantu meski hanya semampunya, ” ujar Safrondi sambil terus mengayunkan cetok, penuh harap dan ketulusan.
Program RTLH ini menjadi simbol nyata kehadiran negara bagi warganya yang paling membutuhkan. Dengan semangat gotong royong, TNI bersama masyarakat bahu-membahu membangun rumah bukan sekadar sebagai tempat berteduh, tetapi juga sumber kehangatan dan martabat.
“Meski rumah Ibu Walinah sudah berdinding bata, prioritas kami adalah membantu yang benar-benar membutuhkan. Dan ini salah satunya, ” tutur Sertu Sardiyanto, salah satu prajurit TNI yang terlibat langsung dalam pembangunan.
Kehadiran TMMD di Desa Banaran bukan hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menumbuhkan harapan baru. Setiap plester yang ditempelkan di dinding bukan sekadar semen, melainkan pondasi masa depan yang lebih baik bagi mereka yang selama ini hidup dalam kesederhanaan.
Dengan ayunan cetok pertama itu, TMMD kembali membuktikan bahwa pembangunan sejati dimulai dari hati—untuk rakyat, bersama rakyat.
Sumber: Pendim 0706/Temanggung