loading...
Massad Boulos merupakan arsitek kebijakan Donald Trump di Timur Tengah. Foto/X/@Nzebalafricaine
WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump menunjuk Massad Boulos, seorang miliarder kelahiran Lebanon dan ayah mertua putri bungsu Trump, Tiffany, sebagai penasihat seniornya untuk urusan Arab dan Timur Tengah.
Siapa Massad Boulos? Arsitek Kebijakan Donald Trump di Timur Tengah
1. Pangacara yang Pro-Perdamaian
Pengumuman tersebut, yang dibuat di platform Truth Social milik Trump, memuji Boulos sebagai "seorang pengacara ulung" yang merupakan "pendukung setia perdamaian di Timur Tengah."
"Saya bangga mengumumkan bahwa Massad Boulos akan menjabat sebagai Penasihat Senior Presiden untuk urusan Arab dan Timur Tengah. Massad adalah pengacara ulung dan pemimpin yang sangat disegani di dunia bisnis, dengan pengalaman luas di kancah internasional," tulis Trump, dilansir Newsweek. "Massad adalah pembuat kesepakatan, dan pendukung setia PERDAMAIAN di Timur Tengah. Ia akan menjadi pendukung kuat bagi Amerika Serikat, dan kepentingannya."
Boulos akan bergabung dengan pengembang real estat Steve Witkoff, yang ditunjuk Trump sebagai utusan khusus untuk Timur Tengah, bersama dengan calon Trump untuk duta besar AS untuk Israel Mike Huckabee, dalam melayani wilayah tersebut.
Baca Juga: Proposal Mesir untuk Gaza 2030 Persatukan Negara-negara Arab
2. Lahir di Lebanon dan Memiliki Bisnis Otomotif
Boulos, yang lahir di Lebanon dan pindah ke Texas saat remaja untuk kuliah di University of Houston, memulai kariernya saat ia bergabung dengan bisnis otomotif milik keluarganya di Nigeria dan naik jabatan untuk memimpin SCOA Motors dan Boulos Enterprises.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Boulos gagal mencalonkan diri untuk kursi parlemen di Lebanon pada tahun 2009 dan diketahui memiliki hubungan dekat dengan seluruh kelas politik Kristen Lebanon karena ayah mertuanya adalah penyandang dana utama Gerakan Patriotik Bebas, sebuah partai Kristen yang bersekutu dengan Hizbullah.
Namun, pada bulan Oktober, Boulos mengatakan kepada Newsweek bahwa ia "tidak berafiliasi dengan partai mana pun di Lebanon," tetapi "berkenalan dengan sebagian besar pemimpin Kristen Lebanon," salah satunya adalah kandidat presiden yang didukung oleh Hizbullah. Ia juga membantah laporan sebelumnya oleh surat kabar berbahasa Inggris Saudi, Arab News dan Associated Press, bahwa ia mencalonkan diri untuk parlemen di Lebanon.
Dalam wawancara dengan AP pada bulan Juni, Boulos menggambarkan dirinya sebagai "teman" politisi Lebanon Suleiman Frangieh, pemimpin Gerakan Marada. Hizbullah mendukung upaya Frangieh untuk menjadi presiden Lebanon berikutnya. Pada tahun 2023, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mendukung pencalonan Frangieh. Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel di Beirut pada akhir September.
3. Memiliki Kedekatan Keluarga dengan Trump
Boulos juga merupakan ayah dari Michael Boulos, yang menikahi Tiffany Trump pada tahun 2022.
Baru-baru ini, Massad Boulos menjadi pusat upaya kampanye Trump untuk memenangkan pemilih Arab Amerika, khususnya di Michigan. Menurut Axios, mengutip sumber-sumber AS dan Palestina, Boulos juga telah menjadi saluran komunikasi utama antara Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Trump dalam beberapa bulan terakhir.
Hal ini terjadi setelah Amerika Serikat mengumumkan bahwa Israel dan Lebanon telah mencapai kesepakatan gencatan senjata, yang mengakhiri permusuhan selama lebih dari setahun antara Israel dan Hizbullah.
Kesepakatan tersebut, yang dimediasi oleh pejabat AS, menetapkan jangka waktu 60 hari untuk penarikan bertahap pasukan Israel dan Hizbullah dari Lebanon selatan. Setelah penarikan tersebut, tentara Lebanon, yang didukung oleh pasukan UNIFIL, akan mengambil alih kendali wilayah tersebut. Proses tersebut akan diawasi oleh sistem pemantauan yang dipimpin AS untuk memastikan kepatuhan dan stabilitas di wilayah tersebut.
4. Arsitek Normalisasi Hubungan Negara Arab dengan Israel
Dalam wawancara dengan Sky News, Boulos mengatakan keberhasilan Trump dalam menjadi perantara Abraham Accords, perjanjian normalisasi antara Israel dan beberapa negara Arab di Timur Tengah dan Teluk, mendapat sambutan dari para pemilih yang tidak puas dengan penanganan konflik di Gaza dan Lebanon oleh pemerintahan Biden.
"Mereka telah melihat perbedaan besar dalam pendekatan dan rekam jejak kedua pemerintahan," katanya, "dan mereka telah melihat Donald Trump — selama empat tahun di Gedung Putih tidak ada perang. Dia adalah satu-satunya presiden dalam sejarah modern yang tidak memulai perang apa pun. Dia mengakhiri perang."
Boulos juga menyoroti bahwa Trump memiliki menantu laki-laki Yahudi dan Arab, yang mencerminkan karakternya. "Ini menunjukkan kepada Anda tipe orang seperti apa Donald Trump," katanya kepada Radio Arab AS pada bulan Juni.
(ahm)