Sekolah Rakyat Gagasan Prabowo Dimulai 14 Juli, Konsep Asrama untuk Warga Miskin

7 hours ago 3

loading...

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan ratusan orang tua siswa Sekolah Rakyat melakukan dialog. Foto/Dok Kemensos

JAKARTA - Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto khusus untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem akan dimulai pada 17 Juli 2025. Sekolah Rakyat ini akan berkonsep asrama.

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan ratusan orang tua siswa Sekolah Rakyat juga telah melakukan dialog. Dia mengatakan kepada orang tua calon siswa bahwa Sekolah Rakyat akan membentuk mental, karakter, dan pengetahuan para siswa sehingga memiliki masa depan lebih baik.

"Kalau ada anak dari keluarga miskin bisa masuk sekolah bagus, berasrama, dan diasuh dengan kasih sayang serta disiplin, itu bukan hanya urusan pendidikan. Itu pesan kuat bahwa negara tidak pernah abai,” ujarnya, dikutip Kamis (26/6/2025).

Gus Ipul menambahkan bahwa Sekolah Rakyat adalah ruang harapan, bukan belas kasihan. Ia ingin anak-anak tumbuh dengan rasa percaya diri karena merasa dihargai oleh negaranya.

Baca Juga: Ini Dua Model Pembangunan Sekolah Rakyat

"Kami ingin mereka berdiri tegak bukan karena dikasihani, tapi karena hak mereka dipenuhi. Dari sini, anak-anak akan tumbuh menjadi manusia merdeka yang tahu arah hidupnya," katanya.

Gus Ipul menyadari memang tak mudah bagi orang tua melepaskan anak-anaknya untuk tinggal di asrama. Namun demi kebaikan dan masa depan sang anak, keputusan ini harus diambil. Kuncinya adalah percaya bahwa Sekolah Rakyat dikelola oleh para profesional dan mengedepankan ikatan kekeluargaan, sehingga orang tua diperbolehkan menjenguk anak-anaknya kapan saja.

"Arahan Presiden, orang tua boleh menengok kapan pun. Karena ini Sekolah Rakyat, sekolahnya rakyat, anak-anak rakyat," kata Gus Ipul disambut tepuk tangan hadirin.

Kepada para orang tua siswa Sekolah Rakyat, Gus Ipul lantas menunjukkan video kisah dua remaja bernama Ade dan Randi, warga Radio Dalam, Gandaria, Jakarta Selatan. Keduanya tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMA karena keterbatasan ekonomi mengingat ayahnya hanya kuli bangunan.

Read Entire Article
Masyarakat | | | |