ROSITA di Tanah Papua: Cinta dari Tentara untuk Mama-Mama Petani Perbatasan

1 month ago 10

PAPUA - Dari lereng hijau Pegunungan Papua hingga jalur setapak menuju Pasar Sugapa, langkah kaki mama-mama Papua membawa lebih dari sekadar hasil bumi. Mereka membawa harapan untuk dapur yang tetap mengepul, untuk anak-anak yang tetap sekolah, untuk hidup yang lebih layak. Harapan itulah yang disambut penuh empati oleh Satgas Pamtas RI–PNG Mobile Yonif 500/Sikatan, melalui program ROSITA (Borong Hasil Tani) yang kembali dilaksanakan pada Selasa, 29 Juli 2025 di Titik Koper dan TK Mamba Kotis, Sugapa.

Bukan sekadar agenda seremonial, kegiatan ROSITA adalah cermin nyata pendekatan humanis TNI di daerah penugasan. Dengan menyambut langsung mama-mama Papua yang hendak menjual hasil panen ke pasar, para prajurit tidak hanya membeli sayur, umbi, atau buah mereka membeli keringat, menghargai jerih payah, dan mengurangi beban.

“Kami tidak ingin hanya dikenal sebagai penjaga batas negara. Kami ingin jadi saudara, sahabat, dan penguat ekonomi lokal. Memborong hasil tani ini adalah bentuk kecil dari kepedulian besar, ” ujar Letda Inf. Suprapto, Danpos TK Mamba.

Program ini juga menjadi solusi konkrit atas permasalahan akses dan distribusi yang dihadapi para petani, khususnya perempuan, yang setiap hari berjalan kaki berkilo-kilometer membawa hasil kebun menuju pasar. Dengan adanya ROSITA, perjalanan mereka terhenti di titik aman, dan hasil panen langsung dibeli dengan harga layak oleh prajurit Satgas.

Salah satu penerima manfaat, Mama Yuliana, tak kuasa menyembunyikan rasa haru saat dagangannya diborong.

“Sa senang skali, tentara baik hati, bantu beli sayur. Beta bisa pulang cepat dan beli beras untuk anak-anak, ” tuturnya sambil tersenyum dan membenahi noken yang menggantung di pundaknya.

Dari Pasar ke Hati Rakyat

Program ROSITA bukan hanya menyambungkan transaksi antara tentara dan rakyat. Ia menyambungkan hati dengan hati. Menghapus jarak antara aparat negara dan masyarakat adat. Di tengah tantangan geografis dan sosial yang khas Papua, ROSITA menjadi jalan damai dan kasih sayang yang sangat dibutuhkan.

Satgas Yonif 500/Sikatan percaya bahwa pertahanan terbaik bukan hanya dibangun dari senjata, tapi dari cinta dan keberpihakan pada rakyat. Dengan mendekatkan diri lewat aktivitas nyata, seperti membeli hasil tani langsung dari petani, TNI membuktikan bahwa kehadirannya di Papua bukan untuk menguasai, melainkan untuk merangkul.

Panglima di Hati Rakyat

Di tengah riuh kehidupan perbatasan, ketika banyak narasi negatif beredar, langkah-langkah kecil penuh kepedulian seperti ROSITA menjadi bukti bahwa TNI hadir dengan hati, bukan hanya dengan seragam. Dan saat rakyat merasa disapa, dihargai, dan dibantu, di situlah sesungguhnya makna pertahanan sejati dibangun.

Program ini bukan yang pertama, dan tentu bukan yang terakhir. Selama masih ada mama-mama Papua yang memikul noken dengan harapan, Satgas Yonif 500/Sikatan akan terus hadir, menjemput mereka dengan tangan terbuka dan niat tulus.

Redaktur: PenSatgas Yonif 500/Sikatan

Read Entire Article
Masyarakat | | | |