Prof. Mia Amiati: Membuat Bakso Tahu dan Bakso Sapi

3 weeks ago 9

Jakarta - Siapa yang tak kenal bakso? Hampir di setiap tempat di penjuru Indonesia selalu ada penjual bakso yang khas dari daerahnya masing-masing. Begitupun bakso bagi masyarakat Indonesia. Seolah-olah makan bakso menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia untuk menjalin kebersamaan, misalnya melalui perayaan, kumpul keluarga, hingga menjamu tamu dari lain tempat.

Namun, siapa yang mengira menu bakso ini ternyata memiliki sejarah yang panjang di Indonesia. Dibawa oleh para pedagang Tiongkok, makanan dari daging giling ini mendapat tempat di hati seluruh masyarakat Indonesia. Hingga, bakso pun mengalami percampuran atau akulturasi budaya oleh berbagai suku bangsa di tanah air, sesuai dengan kearifan lokal.

Berasal dari Dinasti Ming

Sejarah bakso berasal dari cerita di masa Dinasti Ming (1368-1644), Tiongkok (sekarang). Konon, seorang pemuda bernama Meng Bo ingin memasakkan daging empuk dan lembut untuk sang ibu. Ia terinspirasi dari kue mochi, camilan yang terbuat dari ketan yang ditumbuk agar halus, sehingga makanan ini terasa lembut.

Meng Bo pun menumbuk daging yang alot, membentuk bulatan-bulatan kecil, dan dihidangkan bersama kaldu hangat. Ternyata makanan dari daging giling ini populer ke seluruh kota Fuzhou hingga ke seluruh Tiongkok. Zaman pun silih berganti, makanan ini secara turun-temurun diwariskan dari satu generasi ke generasi lain oleh bangsa Tiongkok.

Masuk ke wilayah Nusantara

Bakso diperkirakan masuk ke Indonesia melalui para pedagang Tiongkok. Terbukti dari penamaan ‘Bakso’ yang berasal dari kata ‘Bak-So’ dalam Bahasa Hokkien yang secara harfiah berarti daging yang digiling. Namun, karena orang Indonesia mayoritas muslim, mereka tidak menggunakan daging babi sebagai bahan utama, melainkan daging sapi, kambing, ayam, hingga kerbau.

Bakso berkembang hingga ke seluruh penjuru tanah air, karena rasanya yang nikmat sesuai dengan lidah orang Indonesia. Akulturasi budaya pun terjadi, hingga terdapat berbagai variasi resep bakso menyesuaikan Lokasi dan kearifan lokal masing-masing . Apalagi, Kawasan Nusantara, Tanah air Indonesia tercinta sangat kaya akan bumbu-bumbu rempah yang membuat bakso semakin sedap.

Varian Bakso Khas Indonesia

Boleh dibilang bakso adalah wujud keberagaman kultural Indonesia. Karena, melalui menu ini terjadi percampuran budaya yang beraneka ragam. Tidak hanya diterima begitu saja oleh masyarakat Indonesia, bakso mengalami penyempurnaan dari segi komposisi dan bumbu.

Kini, hampir di setiap tempat di Indonesia pasti terdapat penjual bakso dengan menu yang khas. Namun, dari ratusan varian bakso di Indonesia ada beberapa menu yang populer, seperti Bakso Urat, Bakso Telur, Bakso Ikan, Bakso Udang, Bakso Balungan, Bakso Aci, Bakso Tahu, hingga Bakso Kerikil. Sedangkan dari beberapa kota muncul menjadi ikon ‘Kota Bakso’, seperti Wonogiri, Solo, Malang, hingga Karimunjawa.

Bakso adalah menu yang bisa dinikmati siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Termasuk sekarang, ketika banyak tersedia produk daging olahan yang praktis dan bermutu tinggi. Sehingga setiap orang bisa membuat menu bakso sesuai dengan cita rasanya sendiri di dapur kesayangan kita.

Sebagaimana kita ketahui, sejarah bakso di Indonesia dimulai dengan kedatangan pedagang Tiongkok yang memperkenalkan konsep “bak-so” (daging giling) ke Nusantara, yang kemudian diadaptasi oleh masyarakat Indonesia dan mengalami akulturasi budaya dengan penambahan bumbu dan rempah-rempah khas Nusantara, menciptakan cita rasa yang lezat dan cocok di lidah masyarakat Indonesia, sehingga menghasilkan berbagai varian unik yang sangat populer, seperti bakso urat, bakso telur, dan bakso Malang, bakso Solo, bakso Wonogiri.

Hal ini yang membedakannya dengan bakso Tiongkok, khususnya dalam penyajiannya, dimana Bakso di Indonesia disajikan dengan kuah yang banyak, mie, bihun, tahu, dan pelengkap lainnya, berbeda dengan bakso asli Tiongkok yang kuahnya lebih ringan dan pelengkapnya lebih sederhana.

Filosofi Bakso

Filosofi bakso bukan sekadar makanan, tetapi melambangkan persatuan karena dibuat dari campuran berbagai bahan yang menjadi satu kesatuan, serta pengabdian dan semangat pantang menyerah dalam proses pembuatannya yang membutuhkan kerja keras.

Bakso juga mengajarkan nilai kebersamaan dan kebahagiaan yang dibagikan kepada banyak orang, sehingga dapat diartikan sebagai simbol berbagi kebaikan dengan sesama.

Secara rinci Makna Filosofis Bakso dapat diuraikan sebagai berikut:

  • Persatuan dan Kebersamaan: Campuran daging sapi, tepung, dan bumbu yang dihaluskan kemudian dibentuk menjadi satu bulatan bakso menunjukkan konsep persatuan dan bagaimana berbagai elemen dapat bersatu membentuk sesuatu yang utuh. Bakso juga menjadi simbol kebersamaan karena mudah disajikan untuk banyak orang, mengajarkan nilai berbagi kebahagiaan dengan sesama.
  • Pengabdian dan Kerja Keras: Proses pembuatan bakso, dari melumatkan daging hingga membentuk bulatan, membutuhkan kerja keras, ketekunan, dan kesabaran. Hal ini dapat dimaknai sebagai bentuk pengabdian dan semangat pantang menyerah dalam mencapai tujuan, seperti dalam ibadah.
  • Kebaikan dan Berbagi: Sifat bakso yang dapat dibagikan kepada banyak orang menggarisbawahi makna berbagi kebaikan dan kebahagiaan dengan lingkungan sekitar.
  • Kualitas dan Kemurnian: Sebagai contoh pembuatan bakso sapi, mempertahankan kualitas, pada dasarnya bakso sapi diciptakan dari komposisi daging sapi yang dominan, melambangkan kualitas dan kemurnian yang terus berusaha dipertahankan oleh para produsen bakso.@Red. 

Prof. (HCUA) Dr. Mia Amiati, S.H., M.H., CMA., CSSL.

Read Entire Article
Masyarakat | | | |