loading...
Setelah viral video ribuan karyawan perpisahan setelah kabarnya terkena PHK, tahukah kamu bahwa PT Gudang Garam berawal dari usaha rumahan pada 1956 di Kediri, Jawa Timur. Foto/Dok
JAKARTA - PT Gudang Garam belakangan menjadi sorotan setelah viral video ribuan karyawan salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia itu mengucapkan perpisahan setelah kabarnya terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Informasi ini beredar melalui sebuah video pendek di media sosial pada Sabtu siang, 6 September 2025.
Tapi tahukah kamu bahwa PT Gudang Garam berawal dari usaha rumahan pada 1956 di Kediri, Jawa Timur. Siapa sangka, bermula dari bekerja di perusahaan rokok sang paman, Surya Wonowidjojo bisa menghadirkan sebuah pabrik rokok raksasa di Indonesia, yaitu Gudang Garam.
Sekitar tahun 1920, Surya hijarah dari Fujian (China) ke Sampang, Madura. Ketika berumur 20 tahun dia bekerja di pabrik rokok Cap 93 yang dimiliki oleh Tjoa Kok Tjiang, sang paman. Berbekal pengalaman dan pengetahuan selama bekerja itulah, Surya memberanikan diri untuk mendirikan perusahaan rokoknya sendiri saat berusia 35 tahun.
Baca Juga: Gudang Garam PHK Ribuan Buruh, Ketua KSPI: Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Lokasi pabrik Surya berada di Jalan Semampir II/l, Kediri, dengan luas kurang lebih 1000 m². Pada tahun 1958Gudang Garam ditemukan, ini adalah titik berdirinya perusahaan rokok Gudang Garam yang bermula dari sebuah industri rumahan. Produk kretek yang diproduksi pertama kali adalah SKL dan SK.
Saat itu pabrik rokok Surya masih menyandang nama Inghwie, sesuai dengan nama rokok klobot yang dihasilkannya. Dua tahun kemudian, Inghwie berubah nama menjadi Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam.
Logo Gudang Garam diilihami dua bangunan yang terletak di dekat pabrik rokok Tjap 93, tempat kerja Tjoa sebelumnya, yang kebetulan berdekatan dengan rel kereta api. Surya merupakan sosok yang terkenal punya etos kerja yang tinggi dalam memimpin Gudang Garam.
Dia kerap bekerja keras hingga pulang larut malam. Dia juga terkenal dengan inovasi pendirian unit produksi di daerah Gurah pada tahun 1960-an. Keputusannya membuat rokok sigaret kretek linting klobot atau yang disebut SKL itu sangat tepat lantaran permintaannya tengah meningkat pesat.
Pada tahun 1960, Gudang Garam membuka cabang produksi SKL dan SKT didirikan di Gurah, 13 km arah tenggara Kota Kediri, guna memenuhi permintaan pasar yang kian meningkat. Setiap hari ada sekitar 200 orang karyawan melakukan perjalanan pulang-pergi Gurah-Kediri menggunakan gerbong kereta api khusus yang dibiayai perusahaan.
Surya memulai produksi kretek bermerek Inghwie di lahan seluas 1.000 meter persegi dengan 50 pekerja. Dua tahun kemudian, pada 26 Juni 1958, nama perusahaan resmi berubah menjadi “Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam”. Sejak saat itu, perusahaan berkembang pesat dan pada 1966 tercatat sebagai produsen sigaret kretek tangan (SKT) terbesar di Indonesia.
Gudang Garam membuka 2 unit lahan baru pada 1968. Seiring perkembangan usaha yang semakin maju, pada bulan September 1968 didirikan unit produksi bernama Unit I di atas sebidang lahan seluas 1000 meter persegi. Pada tahun yang sama dibangun pula sebuah unit produksi baru yang disebut Unit II.