Pengamalan Pancasila Sejalan dengan Semangat Bulan Ramadan

1 week ago 6

loading...

Kepala Bidang Penyelenggaraan Peribadatan Masjid Istiqlal Jakarta, KH Bukhori Sail At-Tahiri. FOTO/IST

JAKARTA - Dalam Islam, ibadah puasa Ramadan dilakukan sebagai salah satu bentuk penghambaan wajib terhadap Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Puasa mengajarkan pada umat Islam agar bisa merasakan kondisi orang lain yang kurang beruntung, dengan menahan lapar dan dahaga. Kedua hal di atas setidaknya sesuai dengan sila pertama dan kedua dari Pancasila.

Kepala Bidang Penyelenggaraan Peribadatan Masjid Istiqlal Jakarta, KH Bukhori Sail At-Tahiri menjelaskan bahwa sebenarnya banyak esensi dari syariat Islam yang termuat di dalam Pancasila.

"Dalam kaitannya dengan sila pertama Pancasila , yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, orang yang berpuasa melakukannya karena beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hubungan antara puasa Ramadan dan ibadah lainnya dengan Pancasila sangat erat karena tujuan akhir dari ibadah adalah membentuk pribadi yang saleh. Kesalehan ditunjukkan dengan menjadi orang yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya," kata KH Bukhori di Jakarta, Rabu (5/3/2025).

Baca Juga

10 Hikmah Puasa Ramadan, Nomor Terakhir untuk Keseimbangan Hidup

Menurutnya, jika seseorang terlihat baik dari penampilannya, tetapi justru memberikan mudarat kepada masyarakat, maka dia bukanlah orang yang saleh, meskipun ibadahnya luar biasa. Apabila seorang ahli ibadah dalam bermuamalah atau bergaul dengan masyarakat ia malah merugikan, mencelakakan, atau bahkan membahayakan orang lain, itu bukanlah kesalehan sejati. Kesalehan sejati artinya bermanfaat di segala waktu (shalih likulli zaman) dan di segala tempat (shalih likulli makan).

KH Bukhori menerangkan, ibadah puasa di bulan Ramadan juga mengajarkan kesalehan sosial, kepedulian kepada lingkungan dan masyarakat. Ramadan bukan hanya tentang mementingkan diri sendiri dengan membeli barang-barang mewah untuk keperluan Lebaran.

"Ramadan mengajarkan kita untuk peduli kepada lingkungan sekitar dengan memberikan zakat dan sedekah. Hal ini berkaitan dengan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, serta sila kelima, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia," kata KH Bukhori.

Selain itu, KH Bukhori menyebutkan Ramadan ini adalah momen pemberian program syariat agar umat Islam menjadi orang yang saleh. Saleh tidak hanya dalam konteks pribadi, tetapi juga harus saleh secara sosial. Puasa adalah perintah wajib bagi setiap Muslim, yang intinya adalah menahan diri. Menahan diri berarti seseorang harus mampu mengendalikan dirinya dari hawa nafsu dan berbagai keinginan lainnya yang tidak bermanfaat.

Pada Ramadan 2025, KH Bukhori juga mengkritisi sebagian dari umat Islam yang cenderung keras dalam menjalankan ibadahnya, seolah belum sepenuhnya memahami hakikat dari ibadah itu sendiri. Mereka ini adalah kelompok yang dengan mudahnya melempar klaim salah, sesat, bahkan kafir pada kelompok lainnya, hingga melakukan makar dan menyerang aparat penegak hukum.

Baca Juga

Jadwal Imsak dan Buka Puasa Jakarta, Rabu 5 Maret 2025/5 Ramadan 1446 H

Read Entire Article
Masyarakat | | | |