Momen Kedatangan Jenderal Ahmad Yani ke Padang yang Bikin PRRI Hengkang

4 hours ago 2

loading...

Jenderal TNI (Purn) Ahmad Yani merupakan salah satu tokoh militer kenamaan Indonesia. Di masa jayanya, dia pernah menjabat Menteri/Panglima Angkatan Darat (Menpangad) yang kini disebut KSAD. Foto: Ist

JAKARTA - Jenderal TNI (Purn) Ahmad Yani merupakan salah satu tokoh militer kenamaan Indonesia. Di masa jayanya, dia pernah menjabat Menteri/Panglima Angkatan Darat (Menpangad) yang kini disebut KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat).

Jauh sebelum mencapai puncak kariernya di militer, Ahmad Yani memiliki perjalanan panjang yang penuh kisah menarik di antaranya tercipta di medan tempur saat bertugas langsung memimpin operasi penting.

Salah satunya ketika operasi penumpasan Pemerintahan Republik Revolusioner Indonesia (PRRI) di Sumatera Barat. Ketika itu, Ahmad Yani memimpin jalannya misi tersebut yang dikenal dengan nama Operasi 17 Agustus.

Momen Kedatangan Ahmad Yani ke Padang

Operasi 17 Agustus dilakukan pada April 1958. Dipimpin Ahmad Yani yang waktu itu berpangkat Kolonel. Misi ini melibatkan tiga matra berbeda di TNI.

Operasi penumpasan PRRI berfokus pada penyerbuan terhadap Kota Padang. Masing-masing matra yang terlibat mendapat penugasan berbeda.

Tak butuh waktu lama, pasukan gabungan yang dipimpin Ahmad Yani sukses membuat tentara PRRI kocar-kacir. Bahkan, pasukannya bisa dibilang tidak menemukan perlawanan yang cukup kuat.

Pada buku “Sutan Sjahrir: Negarawan, Humanis, Demokrat Sejati yang Mendahului Zamannya” disebutkan bahwa pasukan Ahmad Yani tak mendapati perlawanan berarti dari tentara PRRI.

Sebagian dari mereka justru berlarian kabur meninggalkan Padang untuk mundur ke Sukaramai, Solok, Muarapanas, serta Bukittinggi.

“Orang Minang hanya pintar berdagang,” ujar Achmad Yani dalam buku yang sama saat ditanyakan wartawan asing terkait penyebab pasukannya tak mendapat perlawanan kuat.

Sedikit perlawanan hanya dihadapi pasukan Korps Komando Operasi (sekarang Marinir TNI AL) dan Banteng Raiders saat memasuki pedalaman usai menguasai Kota Padang. Mereka yang mendarat dengan kapal amfibi di muara Sungai Batang Kuranji sempat bentrok dengan tentara PRRI.

Read Entire Article
Masyarakat | | | |