NDUGA - Di sudut paling terpencil negeri ini, jauh dari gemuruh kota dan sorotan kamera, hadir pemandangan yang tak biasa: prajurit TNI dari Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku bukan sedang memanggul senjata, melainkan membawa kotak obat, tensimeter, dan vitamin untuk warga. Mereka datang bukan untuk berpatroli, tetapi untuk menyembuhkan.
Tepat di Titik Kuat Batas Batu, Distrik Krepkuri, Kabupaten Nduga, Papua, pada Minggu (27/7/2025), para prajurit dipimpin oleh Serda Rizky menggelar pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat sekitar. Kegiatan ini adalah wujud nyata kepedulian TNI terhadap akses kesehatan warga di wilayah perbatasan yang masih minim fasilitas.
Sejak pagi, satu per satu warga datang ada yang berjalan kaki menembus hutan, ada pula yang menggendong anak mereka yang sedang demam. Tak ada rasa canggung antara warga dan prajurit; yang terlihat hanyalah senyum, kelegaan, dan kehangatan kemanusiaan. Pemeriksaan kesehatan umum, pengobatan ringan, dan penyuluhan pola hidup sehat dilakukan dengan sabar dan penuh empati oleh tim kesehatan Satgas.
“Kami sulit ke puskesmas karena jauh. Harus jalan kaki berjam-jam. Tapi hari ini, kami tak perlu ke mana-mana kesehatan yang datang menjemput kami, ” ujar Yustus, warga Krepkuri, sambil menggandeng tangan anaknya yang baru selesai diperiksa.
Letkol Inf Julius Jongen Matakena, Dansatgas Yonif 733/Masariku, menegaskan bahwa pelayanan kesehatan seperti ini adalah bagian dari misi kemanusiaan yang tak bisa dipisahkan dari tugas menjaga wilayah perbatasan.
“Kami hadir bukan hanya untuk mengamankan wilayah, tapi juga untuk memastikan rakyat yang tinggal di perbatasan ini tidak merasa ditinggalkan oleh negaranya. TNI ada di sini untuk mengulurkan tangan, merawat mereka yang selama ini luput dari perhatian, ” ungkapnya.
Obat-obatan umum, vitamin untuk anak-anak, serta edukasi sederhana tentang kebersihan dan pencegahan penyakit diberikan secara cuma-cuma. Tidak hanya menjadi pertolongan jangka pendek, kegiatan ini juga memberi harapan jangka panjang: bahwa negara hadir, bahkan di batas paling jauh wilayah kedaulatan.
Dalam heningnya perbatasan, Satgas Yonif 733/Masariku menjadikan pelayanan kesehatan sebagai media untuk membangun kepercayaan dan mempererat ikatan antara TNI dan masyarakat. Dari balik seragam loreng, para prajurit menunjukkan bahwa kekuatan militer sejati bukan hanya terletak pada senjata, tapi juga pada empati dan kemauan untuk menyembuhkan.
Ini bukan sekadar program, melainkan manifestasi cinta tanah air dalam bentuk paling nyata menyapa yang terjauh, merawat yang terlupakan, dan menghadirkan negara di tengah rakyatnya.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono