Menembus Sunyi, Menyemai Harapan: Satgas TNI Yonif 700/WYC Hadirkan Sentuhan Kemanusiaan di Kampung Kumo-Kumo Papua

1 month ago 12

PUNCAK - Di balik kabut tebal dan jalan setapak penuh bebatuan di Distrik Kembru, Kabupaten Puncak, sebuah kampung kecil bernama Kumo-Kumo menjadi saksi langkah kemanusiaan prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC) Pos Pintu Jawa. Bukan operasi bersenjata, bukan pula pengawalan taktis, melainkan sebuah aksi tulus menggapai hati rakyat melalui kegiatan komunikasi sosial (Binter) dan pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat yang selama ini nyaris tak tersentuh fasilitas medis. Selasa 29 Juli 2025.

Dipimpin oleh Serda Irsal, para prajurit menyusuri medan terjal dengan semangat juang yang tak pernah padam. Meski medan penuh tantangan, sambutan hangat warga Kampung Kumo-Kumo membayar lunas semua lelah yang mereka bawa.

“Kami tidak hanya datang sebagai aparat keamanan, tapi sebagai bagian dari keluarga besar Indonesia. Anjangsana ini adalah jembatan empati antara negara dan rakyatnya, ” ucap Serda Irsal sembari memeriksa tekanan darah seorang ibu lansia yang datang dengan harapan besar di wajahnya.

Sentuhan Kemanusiaan di Tanah Pegunungan

Di halaman honai, rumah adat Papua yang menjadi pusat pertemuan warga, Satgas TNI membuka pos pelayanan kesehatan darurat. Warga berdatangan dengan keluhan yang selama ini hanya bisa disimpan: luka ringan yang tak pernah diobati, gangguan pernapasan, keluhan penglihatan, hingga sakit persendian akibat cuaca dingin ekstrem di dataran tinggi.

Anak-anak yang awalnya ragu perlahan mendekat, tertawa, dan bercengkerama dengan para prajurit. Sebuah momen sederhana yang menjadi pengingat bahwa kehadiran negara tidak selalu harus lewat pidato megah atau kebijakan besar, tapi cukup dengan sapaan hangat dan tindakan nyata.

TNI Hadir Sebagai Pengayom dan Penyembuh

Komandan Pos Pintu Jawa, Letda Inf Risal, menegaskan bahwa misi utama TNI hari ini adalah memastikan negara hadir di setiap jengkal tanah air terutama di tempat yang kerap luput dari perhatian.

“Kami hadir bukan hanya membawa seragam dan kewenangan, tapi juga membawa hati, mendengar keluhan masyarakat, dan menjadi bagian dari solusi mereka. Di Kumo-Kumo, kami ingin menunjukkan bahwa pelukan negara itu nyata dan bisa dirasakan, ” tegas Letda Risal.

Warga: “TNI Membawa Cahaya di Tengah Kesunyian Kami”

Tak sedikit warga yang menitikkan air mata saat menerima layanan kesehatan dan berbincang dengan prajurit. Bagi mereka, kehadiran Satgas adalah simbol harapan dan perhatian yang selama ini terasa jauh.

“Kami bersyukur sekali. Baru kali ini ada yang datang memeriksa kami. Anak-anak juga senang, tidak takut lagi sama tentara. Sekarang mereka tahu, tentara itu baik dan peduli, ” ujar seorang tokoh masyarakat.

TNI Bukan Hanya Penjaga Perbatasan, Tapi Penjaga Kemanusiaan

Langkah kaki para prajurit Satgas Yonif 700/WYC di Kampung Kumo-Kumo memang sunyi. Namun gema kebaikan dan nilai kemanusiaan yang mereka tanamkan bergema luas hingga ke lubuk hati warga. Di tengah keterpencilan dan dinginnya cuaca pegunungan Papua, TNI hadir sebagai suluh menyinari, melindungi, dan menguatkan.

Inilah bukti nyata bahwa tugas TNI tak melulu soal senjata dan strategi. Tetapi juga tentang kehadiran yang menyembuhkan, tindakan yang memanusiakan, dan cinta yang menjangkau seluruh pelosok negeri.

“Negara Tak Pernah Absen: Dari Kumo-Kumo, Kami Belajar Arti Kehadiran”

Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian pengabdian TNI di bawah komando Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, dalam misi membawa pelayanan, perlindungan, dan penguatan moral rakyat Papua melalui pendekatan teritorial dan humanis.

-Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Masyarakat | | | |