Membaca Kematian Dolar dan Tumpukan Utang AS Rp591.735 Triliun, Seberapa Gawat?

9 hours ago 4

loading...

Rancangan undang-undang (RUU) besar tentang pemotongan pajak dan belanja negara yang sudah diteken Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menambah kekhawatiran melonjaknya utang AS. Foto/Dok

JAKARTA - Rancangan undang-undang (RUU) besar tentang pemotongan pajak dan belanja negara yang sudah diteken Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menambah kekhawatiran melonjaknya utang AS. RUU pemotongan pajak Trump diperkirakan akan menambah setidaknya USD3 triliun (Rp47 ribu triliun) ke tumpukan utang AS yang sudah membengkak hingga USD37 triliun atau setara Rp591.735 triliun (dengan kurs Rp15.992 per USD).

Mantan sekutu Trump, yakni Elon Musk menyebutnya sebagai "kekejian yang menjijikkan". Tumpukan utang AS yang semakin besar membuat beberapa orang bertanya-tanya apakah ada batasan seberapa banyak sisa dunia akan meminjamkan uang kepada Paman Sam -julukan AS-.

Keraguan itu baru-baru ini terlihat dalam nilai dolar AS yang lebih lemah dan suku bunga tinggi yang diminta investor untuk meminjamkan uang kepada Amerika. Sementara itu Amerika perlu meminjam uang ini untuk menutupi selisih antara apa yang diperolehnya dan apa yang dibelanjakan setiap tahun atau defisit anggaran.

Baca Juga: Dolar AS Mengalami Tahun Terburuk Sejak 1973, Status Cadangan Utama Dunia Diragukan

Sejak awal tahun 2025, dolar AS sudah jatuh 10% terhadap pound dan 15% terhadap euro. Meskipun biaya pinjaman AS secara keseluruhan stabil, perbedaan antara suku bunga yang dibayarkan untuk pinjaman jangka panjang dibandingkan dengan pinjaman jangka pendek - yang dikenal sebagai kurva hasil - telah meningkat, atau menjadi curam. Hal itu menandakan meningkatnya keraguan tentang keberlanjutan jangka panjang dari pinjaman AS.

Sementara itu ada fakta bahwa AS telah menurunkan suku bunga lebih lambat dibandingkan dengan UE (Uni Eropa) dan Inggris, yang biasanya akan membuat dolar lebih kuat karena investor dapat memperoleh suku bunga lebih tinggi pada simpanan bank.

Pendiri hedge fund terbesar di dunia, Ray Dalio percaya bahwa pinjaman AS berada di persimpangan. Dengan jalur saat ini, ia memperkirakan AS akan segera mengeluarkan USD10 triliun per tahun untuk membayar utang dan bunga.

Read Entire Article
Masyarakat | | | |