PAPUA - Asap membubung tinggi dari tumpukan batu panas, menyatu dengan doa dan harapan masyarakat Kampung Amungi, Distrik Ilaga Utara. Bakar batu kali ini bukan sekadar ritual adat, tetapi juga simbol perpisahan penuh makna untuk Mama Ina, tokoh masyarakat yang begitu dihormati.
Di tengah prosesi yang sarat makna ini, anggota Satgas TNI Yonif 700/WYC Pos Mayuberi hadir, bukan hanya sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai bagian dari keluarga besar masyarakat Papua. Jumat (27/03/2025), mereka turut serta dalam setiap prosesnya, dari menyiapkan bahan hingga menikmati hidangan bersama.
TNI Hadir untuk Berbagi, Bukan Hanya Menjaga
Di tengah masyarakat yang sedang berduka, Danpos Mayuberi, Letda Inf Arief Natsir, menegaskan bahwa keberadaan TNI bukan hanya untuk menjaga stabilitas, tetapi juga untuk hadir dalam setiap suka dan duka warga.
"Kami ingin masyarakat tahu bahwa mereka tidak sendiri. TNI akan selalu ada, tidak hanya sebagai penjaga, tetapi juga sebagai saudara yang siap berbagi duka dan harapan, " ujarnya dengan penuh empati.
Lebih dari Sekadar Makan Bersama, Ini tentang Kebersamaan
Dalam upacara ini, tak ada sekat antara prajurit dan masyarakat. Mereka bahu-membahu menyiapkan makanan khas Papua, memasaknya dalam lubang tanah yang dipanaskan dengan batu merah membara, lalu menyantapnya bersama.
Acara ini pun semakin bermakna dengan pembagian Sargal kepada warga, sebuah simbol bahwa kebersamaan antara TNI dan masyarakat bukan hanya dalam upacara, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Persaudaraan yang Terus Dikuatkan
Saat acara berakhir, masyarakat dan prajurit berjabat tangan, berfoto bersama, dan saling bertukar senyum. Di tengah duka, ada kehangatan yang tercipta. Tradisi bakar batu kali ini bukan hanya mengenang seseorang yang telah pergi, tetapi juga memperkuat ikatan antara TNI dan masyarakat Papua yang tak akan mudah tergoyahkan.
Autentikasi:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono