TEMANGGUNG - Di lereng tenang Gunung Sumbing, saat embun masih belum mengering dan matahari baru mengintip dari balik perbukitan Desa Banaran, Kecamatan Tembarak, sekelompok prajurit TNI telah siap menyambut hari. Bukan dengan hiruk-pikuk alat berat, melainkan dengan keheningan yang sakral: doa bersama sebelum bekerja.
Itulah rutinitas pagi Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-125 Kodim 0706/Temanggung, Minggu (27/07/2025). Dalam formasi apel pagi, para anggota berkumpul dan memanjatkan doa dengan khusyuk, memohon keselamatan, kelancaran, dan keberkahan atas setiap usaha yang mereka lakukan demi membangun desa.
Komandan SSK TMMD, Letda Arm Rusyanto, menjelaskan bahwa kebiasaan ini merupakan fondasi spiritual dalam setiap langkah pengabdian.
“Kami sadar bahwa pekerjaan ini bukan hanya soal fisik, tapi juga pengabdian kepada rakyat. Doa adalah cara kami mengingatkan diri untuk tetap rendah hati, tulus, dan fokus dalam membangun desa, ” ujarnya.
TMMD Reguler ke-125 di Desa Banaran tidak hanya fokus pada pembangunan fisik seperti pengecoran jalan penghubung antar-desa, renovasi Pos Kamling, dan rumah tidak layak huni. Namun, kegiatan non-fisik seperti penyuluhan kesehatan, bela negara, hingga sosialisasi pertanian juga berjalan seiring.
Yang membuat program ini semakin kuat adalah keterlibatan aktif masyarakat. Warga bergotong royong bahu membahu bersama TNI, menjadikan pembangunan sebagai momentum kebersamaan dan pemersatu.
Tokoh masyarakat setempat, Bapak Suroto (53), menyampaikan rasa syukurnya atas kehadiran Satgas TMMD.
“Kami sangat bersyukur. Bukan hanya karena jalan desa kami dibangun, tapi karena para tentara ini hadir dengan hati, sopan, dan penuh semangat. Doa bersama setiap pagi juga membuat kami merasa lebih dekat satu sama lain, ” ungkapnya.
Program TMMD ini akan berlangsung selama satu bulan penuh. Dengan sinergi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat, pembangunan diharapkan memberikan manfaat jangka panjang, tidak hanya secara fisik, tetapi juga sosial dan spiritual.
Di tengah deru molen dan ayunan cangkul, terselip nilai-nilai luhur yang mengakar bahwa membangun negeri bukan semata urusan tenaga dan material, tetapi juga keikhlasan dan harapan yang diawali dari sebuah doa di pagi hari.
(Pendim 0706/Temanggung)