loading...
Kisah Mayweather Jr Tolak Bayaran Rp130 Miliar demi Hindari Petinju Curang Antonio Margarito
Legenda tinju dunia, Floyd Mayweather Jr. , ternyata pernah menolak bayaran fantastis senilai USD 8 juta (sekitar Rp130 miliar) hanya demi tidak naik ring melawan salah satu petinju paling kontroversial dalam sejarah, Antonio Margarito. Keputusan ini terjadi pada 2006, di tengah puncak karier Mayweather.
Saat itu, “Money” baru saja memutus kerja sama dengan promotor legendaris Bob Arum dan sedang mencari lawan besar berikutnya usai mengalahkan Zab Judah. Namun tawaran pertarungan dengan Margarito—yang kala itu masih berstatus juara dunia kelas welter—langsung ia tolak, meski hadiahnya menggiurkan.
Keputusan Mayweather belakangan terbukti bijak. Dua tahun kemudian, Margarito tersandung skandal besar setelah kedapatan menggunakan perban tinju ilegal yang telah dimodifikasi dengan bahan keras saat menghadapi Miguel Cotto pada 2008. Margarito menang brutal lewat TKO di ronde ke-11, namun lisensinya kemudian dicabut setelah terbukti melakukan kecurangan berat yang membahayakan lawan.
Baca Juga: Siapa Ron Lyle? Pemilik Pukulan Lebih Keras dari Muhammad Ali dan Joe Frazier
Walau dikenal sebagai petinju tak terkalahkan dengan rekor 50 kemenangan tanpa kalah, Mayweather tak lepas dari kritik publik. Beberapa pengamat menilai ia kerap “menghindari” lawan berbahaya di masa jayanya, termasuk Paul Williams, Winky Wright, dan Amir Khan. Selain itu, duel akbar melawan Manny Pacquiao juga sempat tertunda bertahun-tahun hingga Pacquiao mendekati masa pensiun.
Kini di usia 48 tahun, Mayweather masih dihubungkan dengan beberapa laga ekshibisi besar pada 2026, termasuk rencana rematch melawan Pacquiao dan kemungkinan duel nostalgia menghadapi Mike Tyson. Namun kisah penolakannya pada pertarungan melawan “petinju curang” Antonio Margarito tetap menjadi salah satu bab menarik dalam perjalanan karier sang legenda.
“Mayweather mungkin terkenal karena rekor sempurnanya, tapi keputusan seperti ini menunjukkan bahwa uang bukan segalanya baginya,” tulis jurnalis Ross Markey dalam laporannya, Jumat (7/11/2025).
(sto)

















































