Kepala UNICEF: Serangan Israel Terbaru Bunuh Anak-anak dalam Jumlah Terbesar Sehari

4 hours ago 2

loading...

Jenazah warga Palestina yang kehilangan nyawa akibat serangan Israel di Gaza tengah berada di kamar mayat Rumah Sakit Eropa di Khan Yunis, Gaza, tempat kerabat korban yang berduka meratapi kehilangan mereka, pada 18 Maret 2025. Foto/Doaa Albaz/Anadolu Age

NEW YORK - Kepala Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) Catherine Russell mengecam serangan udara mematikan Israel terhadap Jalur Gaza pada hari Selasa (18/3/2025), yang mengakibatkan "jumlah korban tewas anak-anak dalam sehari terbesar pada tahun lalu."

"Laporan dan gambar yang muncul dari Jalur Gaza setelah serangan hari ini sangat mengerikan. Ratusan orang dilaporkan tewas, termasuk lebih dari 130 anak-anak, yang merupakan jumlah korban tewas anak-anak dalam sehari terbesar tahun lalu," ujar Catherine Russell.

Menekankan serangan itu tidak hanya merenggut nyawa, Russell mengatakan hal itu meningkatkan penderitaan populasi yang sudah rentan.

"Beberapa serangan dilaporkan menghantam tempat penampungan sementara dengan anak-anak dan keluarga yang sedang tidur, pengingat mematikan lainnya bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza," ujar dia.

Memperhatikan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza, dia mengingat blokade bantuan Israel.

“Sudah enam belas hari sejak truk terakhir yang mengirimkan bantuan kemanusiaan menyeberang ke Gaza. Selain itu, listrik telah diputus ke pabrik desalinasi utama, yang secara signifikan mengurangi jumlah air minum,” papar dia.

Dia menjelsakan, “Hari ini, satu juta anak-anak Gaza yang telah bertahan hidup selama lebih dari 15 bulan dalam perang, telah kembali terjerumus ke dunia yang penuh ketakutan dan kematian. Serangan dan kekerasan harus dihentikan, sekarang.”

Pimpinan UNICEF menyerukan penghentian permusuhan segera dan mendesak “semua pihak segera memberlakukan kembali gencatan senjata, dan kami menyerukan kepada negara-negara yang memiliki pengaruh untuk menggunakan pengaruh mereka guna memastikan situasi tidak semakin memburuk.”

“Hukum humaniter internasional harus dihormati oleh semua pihak, yang memungkinkan penyediaan bantuan kemanusiaan segera, perlindungan warga sipil, dan pembebasan semua sandera,” tegas dia.

(sya)

Read Entire Article
Masyarakat | | | |