loading...
Kekalahan Islam Makhachev yang Menodai Rekor Tak Terkalahkan. Foto: bloodyelbow.com
Islam Makhachev dikenal sebagai petarung paling dominan di divisi lightweight UFC saat ini. Dengan 14 kemenangan beruntun dan tiga kali mempertahankan gelar juara, ia bahkan disebut sebagai petarung pound-for-pound terbaik oleh Presiden UFC Dana White. Namun di balik kejayaan itu, ada satu noda lama yang masih membayanginya—kekalahan telak pada tahun 2015.
Pada UFC 192 , Makhachev harus menerima kekalahan pertama dan satu-satunya dalam kariernya. Lawannya saat itu adalah Adriano Martins, petarung asal Brasil. Pertarungan berlangsung singkat—hanya butuh 1 menit 46 detik bagi Martins untuk menjatuhkan Makhachev lewat pukulan counter mematikan, setelah Makhachev melakukan overhand kanan yang terlalu terbuka dan ceroboh.
Ironisnya, meski berhasil mengalahkan Makhachev, karier Martins justru tak berkembang. Setelah kemenangan besar itu, ia kalah dalam beberapa pertarungan berikutnya dan akhirnya keluar dari UFC. Ia sempat mengalami lima kekalahan beruntun sebelum kembali menang pada 2024 lewat keputusan split di ajang Kongs FC, sembilan tahun sejak kemenangannya atas Makhachev.
Sebaliknya, Makhachev belajar dari kesalahan tersebut dan bangkit lebih kuat. Ia tumbuh menjadi petarung komplet, dikenal dengan kombinasi teknik gulat Dagestan dan striking yang makin matang. Kekalahan dari Martins menjadi titik balik yang membentuk Makhachev menjadi juara sejati—meski catatan itu tetap menjadi satu-satunya "luka" dalam rekor profesionalnya.
Jalan Islam Makhachev Menuju Gelar Kedua!
Islam Makhachev tengah berada di persimpangan antara persahabatan dan ambisi. Sebagai penguasa divisi lightweight UFC, Makhachev telah menunjukkan dominasi, termasuk dua kemenangan atas Alexander Volkanovski. Namun, impiannya untuk merebut sabuk kedua di kelas welter terhalang oleh persahabatannya dengan juara bertahan saat ini, Belal Muhammad. Keduanya menjalin hubungan erat, membuat Makhachev sulit mengambil langkah menuju divisi yang lebih berat.
Sementara itu, Belal Muhammad akan segera menghadapi penantang kuat, Jack Della Maddalena, pada UFC 315. Petarung asal Australia ini sedang naik daun dengan 17 kemenangan beruntun dan belum terkalahkan di UFC. Della Maddalena bahkan menyebut duel melawan Makhachev sebagai pertarungan impiannya, jika ia berhasil merebut sabuk kelas welter dari Muhammad. Pertarungan ini memiliki nilai emosional tersendiri karena ia juga ingin membalas kekalahan rekan senegaranya, Volkanovski, dari Makhachev.
Jika Della Maddalena sukses mengalahkan Muhammad, jalan bagi Makhachev menuju gelar kedua mungkin terbuka lebar. Namun, semua tergantung pada restu dari Belal Muhammad. Duel antara Makhachev dan Della Maddalena bisa menjadi pertarungan penuh gengsi dan rivalitas, membawa dimensi baru dalam perebutan gelar UFC di kelas welter.
(sto)