loading...
Pejuang Hamas berjaga saat acara pembebasan sandera di Gaza. Foto/anadolu
GAZA - Kelompok Palestina itu mengatakan pembicaraan dengan Israel mengenai kesepakatan gencatan senjata tahap kedua di Gaza belum dimulai.
Juru bicara Hamas Abdul Latif al-Qanou juga menuduh, “Perdana Menteri (PM) Israel Netanyahu sengaja mengulur-ulur pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata tahap kedua."
Al-Qanou menekankan gerakan itu masih menunggu Israel melaksanakan semua ketentuan "protokol kemanusiaan" yang terkait dengan gencatan senjata sambil menegaskan kembali kesiapan kelompok itu untuk sepenuhnya melaksanakan perjanjian itu dalam semua tahapannya.
Israel dituduh mengulur-ulur masuknya sebagian besar tempat penampungan sementara seperti rumah mobil dan tenda serta alat berat ke Gaza, yang merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata tahap pertama yang disepakatinya dengan Hamas.
Pernyataan Hamas dikeluarkan tadi malam, sebelum militer Israel mengklaim salah satu dari empat jenazah warga Israel yang dipulangkan dari Gaza pada hari Kamis (20/2/2025) bukanlah tawanan.
Hamas belum menanggapi klaim militer Israel itu.
Dalam pernyataannya sebelumnya, Abdul Latif al-Qanou menuduh, “Israel menggunakan senjata yang dilarang secara internasional terhadap warga sipil Palestina.”
Dia juga mengkritik pemerintah Israel karena “menuntut pelucutan senjata perlawanan Palestina yang sah.”
Al-Qanou menyerukan pembentukan “komite internasional untuk menyelidiki kejahatan perang yang dilakukan Israel di Gaza.”
(sya)
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya