Defisit Perdagangan AS Meledak ke Rekor Tertinggi Rp2.290 Triliun per Maret 2025

4 hours ago 2

loading...

Defisit perdagangan Amerika Serikat (AS) melebar hingga menyentuh rekor tertinggi pada bulan Maret 2025.

JAKARTA - Defisit perdagangan Amerika Serikat (AS) melebar hingga menyentuh rekor tertinggi pada bulan Maret 2025, akibat pebisnis meningkatkan impor barang menjelang penerapan tarif baru . Aksi importir menyeret produk domestik bruto ke area negatif pada kuartal pertama untuk pertama kalinya dalam tiga tahun.

Defisit perdagangan melonjak 14,0% ke rekor tertinggi USD140,5 miliar atau setara Rp2.290 triliun (Kurs Rp16.302 per USD) dari hasil revisi di Februari yakni USD123,2 miliar, menurut data Biro Analisis Ekonomi (BEA) Departemen Perdagangan pada hari Selasa (6/5/2025).

Baca Juga: Dampak Nyata Tarif Trump, AS Sebulan Raup Rp282,4 Triliun

Ekonom yang disurvei oleh Reuters, memperkirakan defisit perdagangan meningkat menjadi USD137,0 miliar dari USD122,7 miliar yang dilaporkan sebelumnya pada bulan Februari.

Tarif besar-besaran Presiden Donald Trump, termasuk menaikkan bea masuk untuk produk China menjadi 145% yang mengejutkan semua pihak. Kebijakan tersebut memicu pergerakan bisnis yang mempercepat impor barang dagangan untuk menghindari lonjakan biaya yang lebih tinggi.

Sementara itu tarif reciprocal (timbal balik) untuk sebagian besar mitra dagang Amerika Serikat ditangguhkan selama 90 hari. Namun bea masuk atas barang-barang China mulai berlaku pada awal April, untuk semakin memicu perang dagang dengan Beijing.

Impor melonjak 4,4% ke level tertinggi sepanjang masa USD419,0 miliar pada bulan Maret. Impor barang melonjak 5,4% hingga menyentuh rekor USD346,8 miliar.

Sedangkan Ekspor meningkat 0,2% menjadi USD278,5 miliar, juga menjadi level terbaiknya. Ekspor barang bertambah 0,7% menjadi USD183,2 miliar. Baca Juga: Utang AS di Kuartal II 2025 Diprediksi Bakal Nambah Rp8.590 Triliun

Pada pekan lalu, pemerintah melaporkan bahwa defisit perdagangan memangkas rekor 4,83 poin persentase dari PDB kuartal lalu. Ekonomi berkontraksi pada tingkat tahunan 0,3%, untuk menjadi penurunan pertama sejak kuartal I 2022.

Di sisi lain para ekonom memperkirakan banjir impor akan surut pada bulan Mei, yang dapat membantu PDB untuk rebound pada kuartal kedua.

Namun mereka memperingatkan bahwa peningkatan dari penurunan impor bakal dibayangi penyusutan ekspor karena negara-negara lain memboikot barang-barang dan perjalanan dari Amerika.

Ada penurunan wisatawan ke AS, terutama dari Kanada, sebagai protes atas tarif serta kebijakan keras imigrasi dan rencana Trump tentang mencaplok Kanada dan Greenland.

(akr)

Read Entire Article
Masyarakat | | | |