Apakah Israel Akan Lenyap di 2026?

4 hours ago 1

loading...

Israel akan lenyap pada 2026. Foto/X/@VividProwess

GAZA - Ramalam bahwa Israel akan lenyap dari muka bumi pada 2026 justru muncul dari politikus Zionis, Avigdor Lieberman. Itu dikarenakan Israel terus menebar konflik sehingga memicu permusuhan dan kebencian terhadap bangsa Yahudi.

Selalu berkhianat dan tidak dapat dipercaya juga melekat pada identitas Israel dalam diplomasi dengan berbagai negara. Sebagai negara penindas bangsa Palestina, Israel mendapatkan banyak kutukan dari banyak negara.

Apakah Israel Akan Lenyap di 2026?

1. Netanyahu Memimpin Israel Menuju Kehancuran

Pemimpin partai Yisrael Beiteinu Avigdor Lieberman mengklaim bahwa jika koalisi yang berkuasa saat ini dan Knesset berlanjut hingga 2026, Israel tidak akan ada.

Leiberman mengecam manajemen pemerintah saat ini atas perang di Jalur Gaza dan kegagalannya untuk mencegah serangan pada 7 Oktober.

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh Maariv, Lieberman mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memimpin Israel menuju kehancuran, seraya menambahkan bahwa satu-satunya tujuan Netanyahu adalah untuk tetap berkuasa selama mungkin.

Baca Juga

Hamas Siap Serahkan Gaza ke Badan Palestina, Asalkan...


2. Israel Menghadapi Berbagai Krisis

Lieberman juga menyatakan bahwa Israel menghadapi ancaman eksistensial dan krisis politik, ekonomi, dan keamanan multidimensi yang paling signifikan sejak berdirinya negara itu.

Lieberman menganggap Netanyahu sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober itu. Ia menuduhnya telah memberi Hamas sarana kekuatan dengan membebaskan para pemimpinnya, termasuk mendiang pendirinya, Sheikh Ahmed Yassin, pimpinannya saat ini di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, dan lebih dari seribu anggotanya dalam kesepakatan pertukaran sebelumnya, dan mengizinkan uang masuk ke kelompok itu.

Menurut pemimpin Yisrael Beiteinu itu, serangan 7 Oktober itu dapat dicegah jika pejabat pemerintah saat ini berpikir "di luar kotak".

Lieberman sebelumnya meminta pemerintah Netanyahu untuk mundur dan mengatakan bahwa menyingkirkan Netanyahu akan menjadi hadiah bagi orang Israel.

3. Israel Tidak Punya Masa Depan

Perang sadis Israel di Gaza, puncak dari serangkaian kebijakan kriminal yang panjang, mungkin terbukti bunuh diri dalam jangka panjang dan menyebabkan kehancuran "Negara Yahudi" yang perkasa.

Memang, pembunuhan skala industri yang disengaja oleh Israel terhadap rakyat Palestina dengan dalih "pertahanan diri" tidak akan meningkatkan keamanannya atau mengamankan masa depannya.

"Sebaliknya, hal itu akan menghasilkan ketidakamanan dan ketidakstabilan yang lebih besar, semakin mengisolasi Israel dan merusak peluangnya untuk bertahan hidup dalam jangka panjang di wilayah yang sebagian besar bermusuhan," kata analis politik Marwan Bishara, dilansir Al Jazeera.

4. Memiliki Watak Kolonial

Untuk sementara waktu di awal tahun 1990-an, tampaknya Israel mengubah arah menuju suatu bentuk kenormalan, meskipun bergantung pada Amerika Serikat. Israel melibatkan Palestina dan negara-negara Arab di wilayah tersebut dalam "proses perdamaian" yang menjanjikan keberadaan bersama di bawah naungan Amerika yang menguntungkan.

"Namun, sifat kolonial Israel mendominasi perilakunya di setiap kesempatan. Israel menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk mengakhiri pendudukannya dan hidup damai dengan negara-negara tetangganya," papar Bishara.

Mengutip sindiran diplomat Israel Abba Eban yang terkenal, Israel "tidak pernah melewatkan kesempatan untuk melewatkan kesempatan".

Alih-alih mengakhiri pendudukannya, Israel justru menggandakan proyek kolonisasinya di wilayah Palestina yang diduduki. Israel telah melipatgandakan jumlah pemukiman dan pemukim ilegal Yahudi di tanah Palestina yang dicuri dan menghubungkannya melalui jalan pintas khusus dan proyek perencanaan lainnya, sehingga menciptakan sistem ganda, sistem yang superior dan mendominasi bagi orang Yahudi dan sistem yang inferior bagi orang Palestina.

(ahm)

Read Entire Article
Masyarakat | | | |