loading...
4 tentara wanita Israel melambaikan tangan saat acara pembebasan dalam perjanjian gencatan senjata di Kota Gaza pada 25 Januari 2025. Foto/Khalil Ramzi Alkahlut/Anadolu Agency
TEL AVIV - Puluhan mantan tentara wanita Israel menggelar unjuk rasa di luar Kementerian Pertahanan (Kemhan) di Tel Aviv.
Mereka menyerukan pembebasan tentara pendudukan Matan Angrest, yang telah ditahan di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Menurut harian berbahasa Ibrani Maariv, 70 mantan tentara wanita berkumpul di tempat yang dikenal sebagai "Lapangan Sandera" di Tel Aviv, ditemani anggota keluarga Angrest.
Dari sana, mereka berbaris menuju Jalan Sha'ar Begin di distrik Kirya, tempat Kementerian Pertahanan berada.
Para demonstran mengenakan celana panjang hitam dan kemeja hijau zaitun yang menyerupai seragam yang dikenakan Matan saat ia ditangkap dari dalam tank di pos militer Nahal Oz dekat pagar Gaza.
Protes yang bertajuk "Semua mata tertuju pada Nahal Oz", bertujuan menyoroti penderitaan Engerst, yang terluka selama pertempuran, menurut Maariv.
Para pengunjuk rasa menutupi wajah mereka dengan cat merah untuk menirukan darah dan membalut tangan mereka untuk menggambarkan luka-luka yang dialami prajurit Israel tersebut.
Amit, seorang mantan prajurit dan salah satu penyelenggara protes, mengatakan kepada Maariv, “Hari ini, Matan adalah satu-satunya prajurit yang selamat dari lokasi Nahal Oz yang bertempur dengan gagah berani dan sekarang ditawan, bersama teman-temannya Itay Hain dan Daniel Peretz, yang tewas dan jasadnya masih berada di Gaza.”
Dia menambahkan, “Ini adalah bentuk penutupan untuk membawa kembali prajurit terakhir yang masih hidup.”
“Kami di sini untuk meneriakkan rasa sakitnya,” tegas dia. “Kami mengenakan pakaian seperti yang dikenakan Matan, dan mencoba menggambarkan tangannya, yang tampaknya tidak berfungsi lagi, dan luka-luka di wajah dan matanya. Mungkin seseorang akan bangun dan melakukan sesuatu untuknya.”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak gencatan senjata karena jika pemerintahannya runtuh, dia bisa dipenjara dalam berbagai kasus korupsi yang melilitnya.
(sya)