loading...
Pemanfaatan teknologi digital dan inovasi berbasis data dinilai menjadi kunci agar industri semakin efisien, transparan, dan berkelanjutan. Foto/Dok
JAKARTA - Industri makanan dan minuman Indonesia terus menunjukkan kinerja positif. Sepanjang 2024, sektor ini tumbuh sekitar 5,9% dengan nilai mencapai Rp1.647 triliun berdasarkan data United States Department of Agriculture (USDA) yang diolah oleh GoodStats. Pertumbuhan tersebut ditopang berbagai pelaku utama, termasuk industri makanan dan minuman (mamin).
Pemerintah sendiri menempatkan industri makanan dan minuman sebagai salah satu prioritas dalam roadmap Making Indonesia 4.0. Hal ini sejalan dengan kebutuhan transformasi industri yang menuntut adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Pemanfaatan teknologi digital dan inovasi berbasis data dinilai menjadi kunci agar industri semakin efisien, transparan, dan berkelanjutan .
Hal ini disampaikan Johanes D. Hartanto, Group Head Corporate Information Technology Garudafood, dalam kuliah tamu bertema “Smart Manufacturing at Garudafood: Unlocking Value through Data-Driven Manufacturing & Supply Chain” di Binus University, Jakarta (25/9/2025).
Baca Juga: SNS Perkuat Distribusi Garudafood Lewat Inovasi dan Kemitraan
“Saat ini, data tidak lagi hanya dipandang sebagai kebutuhan administratif untuk membuat laporan, tetapi telah menjadi aset strategis yang menentukan arah bisnis. Data menjadi landasan utama bagi pengambilan keputusan yang lebih tepat, efektif, dan berkelanjutan,” ujar Johanes.
“Dengan pemanfaatan teknologi digital , data dapat diolah menjadi wawasan yang real-time sehingga manajemen dapat merespons perubahan pasar dengan lebih cepat, mengantisipasi risiko, sekaligus membuka peluang baru,” tambah Johanes.