LANNY JAYA - Di tengah kabut pegunungan yang meneduhkan, kehangatan terasa di Kampung Nenggeagin, Distrik Nenggeagin. Bukan karena api unggun, melainkan karena sentuhan hati para prajurit Satgas Yonif 408/Sbh yang memilih jalur kemanusiaan untuk mendekatkan diri kepada warga Papua. Melalui kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) yang digelar pada Sabtu (1/11/2025), TNI dan masyarakat seakan melebur dalam satu lingkaran persaudaraan tanpa batas.
Dipimpin oleh Sertu Anggoro, para prajurit duduk lesehan di tanah beralaskan tikar pandan, berbaur dengan para mama-mama, bapak, dan anak-anak kampung. Mereka bercengkrama hangat, saling bertukar cerita, mendengar keluh kesah, dan bahkan tertawa bersama saat menonton video kegiatan Satgas di layar kecil yang dibawa prajurit. Suasana itu jauh dari kesan formal lebih menyerupai temu keluarga di kampung halaman.
“Melalui kegiatan Komsos seperti ini, kami ingin menunjukkan bahwa TNI bukan hanya penjaga keamanan, tapi juga bagian dari keluarga besar masyarakat Papua, ” ujar Sertu Anggoro, penuh ketulusan.
Bagi prajurit Yonif 408/Sbh, pendekatan hati jauh lebih kuat daripada sekadar perintah. Kapten Inf Subur, Danpos Nenggeagin, menegaskan bahwa Komsos adalah jembatan emas untuk menumbuhkan rasa saling percaya dan mempererat hubungan antara TNI dan rakyat.
“Komsos menjadi sarana paling efektif untuk membangun persaudaraan. Kami ingin tercipta kedekatan emosional dan komunikasi yang baik, sehingga hubungan kekeluargaan dan suasana harmonis benar-benar tumbuh di sini, ” ungkap Kapten Subur.
Senyum warga menjadi bukti nyata keberhasilan pendekatan humanis itu. Mama Mendina, salah satu tokoh perempuan Kampung Nenggeagin, dengan mata berkaca-kaca menyampaikan rasa terima kasihnya.
“Kaonak… terima kasih Bapak Tentara, terima kasih Bapak TNI. Kami senang karena kalian datang dengan hati baik. Kami merasa aman, dihargai, dan tidak sendiri, ” tuturnya lirih namun penuh makna.
Di tengah beratnya tugas pengamanan wilayah, Satgas Yonif 408/Sbh justru menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang menyejukkan. Interaksi sederhana di kampung pegunungan itu menjadi bukti bahwa kehadiran TNI di Papua bukan sekadar menjalankan operasi, melainkan membangun jembatan kemanusiaan dan harapan.
Menanggapi hal tersebut, Panglima Komando Operasi (Pangkoops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, memberikan apresiasi atas kiprah prajuritnya yang terus mengedepankan pendekatan hati dalam tugas.
“Kegiatan Komunikasi Sosial yang dilakukan oleh Satgas Yonif 408/Sbh adalah esensi dari kemanunggalan TNI dan rakyat. Itu bukan prosedur, melainkan napas setiap langkah kami di Tanah Papua, ” tegas Mayjen Lucky Avianto.
Ia menambahkan bahwa kehadiran TNI di Papua kini telah berevolusi menjadi misi kemanusiaan dan pembangunan sosial, selaras dengan amanat negara untuk menjaga kedamaian dan kesejahteraan masyarakat di wilayah timur Indonesia.
“Kami ingin prajurit kami dipandang bukan hanya sebagai pengaman, tetapi sebagai saudara. Ketika rakyat membuka hati dan prajurit menyambut dengan kasih, itulah sinergi sejati. Kedekatan emosional ini adalah fondasi stabilitas dan kunci percepatan kesejahteraan Papua, ” pungkas Mayjen Lucky dengan penuh keyakinan.
Kisah sederhana di Nenggeagin ini menjadi cermin betapa hangatnya persaudaraan di kaki pegunungan Papua. Di sana, di antara udara sejuk dan senyum tulus warga, semangat kemanusiaan TNI tumbuh subur meneguhkan harapan bahwa kedamaian di Tanah Papua bukan sekadar mimpi, tetapi kenyataan yang sedang dibangun bersama.
(Lettu Inf Sus/AG)

13 hours ago
2
















































